Menjawab PANGGILAN TUHAN

Menjawab PANGGILAN TUHAN

Sahabat, ketika kita sudah menjadi ciptaan baru  di dalam Kristus, kita telah dipanggil Tuhan; jadi kita mendapat panggilan Ilahi atas hidup kita untuk memenuhi rencana dan tujuan khusus yang telah Dia tetapkan bagi kita. Bahkan sebelum kita menjadi anak-anak Tuhan, panggilan itu sudah ada, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” (Efesus 1:4)

Kita patut berbahagia karena Tuhan telah memilih kita sebagai alatNya, namun sangat memprihatinkan bila sampai saat ini ada cukup banyak di antara kita yang belum menjawab panggilan itersebut.  Sesungguhnya kita tidak dapat lari dari panggilan Tuhan, “Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.” (Roma 11:29). Itu berarti Allah tidak akan pernah mengubah atau membatalkan keputusanNya tentang kasih karunia dan panggilan yang telah Ia tentukan sejak dari semula terhadap kita. Karena iitu mari kita menjawab panggilan Tuhan.

Untuk lebih memahami topik tentang: “Menjawab PANGGILAN TUHAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 1:47-50. Sahabat, Musa mencatat bahwa orang-orang Lewi  tidak ikut dihitung dan dicatat bersama suku-suku lain yang ditugaskan oleh Tuhan untuk berperang (ayat 47).

Orang Lewi dikhususkan untuk tujuan melayani Tuhan sebagai imam-Nya. Mereka bertanggung jawab dalam tugas pengawasan Kemah Suci, mengangkatnya, mengurusnya lengkap dengan segala perabotannya serta berkemah di sekelilingnya (ayat 50). Mereka dikecualikan dalam sensus, bukan karena lebih baik atau lebih buruk daripada suku-suku lain di Israel, tetapi karena mereka diberi panggilan yang berbeda (ayat 49). Kemah Suci itu simbol kehadiran Allah, sehingga wajib ada yang mengurusnya secara sepenuh waktu. Tidak sembarang orang yang ditentukan dalam panggilan kudus ini. Terutama dalam kesehariannya, mereka harus menjaga diri untuk selalu ada dalam kekudusan hidup.

Tuhan sudah menentukan panggilan untuk kita masing-masing menurut kapasitas kita dan kehendak-Nya. Setiap panggilan yang dianugerahkan-Nya bagi kita itu unik dan mulia. Mari menjalani dengan bersungguh-sungguh dan bersyukur akan setiap panggilan yang kita miliki, meski seolah-olah seperti pekerjaan yang kurang berarti dan kurang mendapat tempat di pandangan masyarakat umum.

Sahabat, di sepanjang hidup kita, panggilan Tuhan itu akan terus menggema dan menyertai kita sebagai tugas yang diamanatkan kepada kita, sebab pada hari penghakiman nanti kita harus mempertanggungjawabkan panggilan itu, “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.” (Roma 14:12). Tidak bisa kita bayangkan betapa malunya kita di hadapan Tuhan Yesus bila selama hidup di dunia kita tidak melakukan apa-apa bagi Tuhan, padahal Dia telah memperlengkapi kita dengan karunia dan talenta yang bermacam-macam, tetapi kita telah menyia-nyiakannya.

Sahabat, apakah engkau sudah menemukan panggilan Tuhan dalam hidupmu? Bagaimana tanggapanmu? Bagikankanlah pengalamanmu dalam menanggapi panggilan Tuhan dalam hidupmu. Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Renungan Lainnya