MENJAGA Kekudusan Keluarga

MENJAGA Kekudusan Keluarga

Sahabat, inisiatif pernikahan mula-mula berasal dari  Tuhan. Dia yang menciptakan laki-laki (Adam), melihat tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Kemudian Tuhan ingin Adam mempunyai seorang penolong, maka didatangkan segala ciptaan-Nya yang lain kepada Adam supaya Adam menamainya. 

Namun Adam tidak menemukan seorang penolong yang sepadan dengan dia. Lalu Tuhan membuat Adam tertidur dan menciptakan seorang perempuan dari tulang rusuknya yang diberi nama Hawa (Kejadian 2:18-25).

Sahabat, pernikahan itu kudus, karena terjadinya pernikahan merupakan karya dan berkat Tuhan. Oleh sebab itu, setiap anggota keluarga, terutama suami dan istri, mempunyai tanggung jawab untuk MENJAGA KEKUDUSAN KELUARGA. Setiap anggota keluarga mempunyai tanggung jawab agar tidak sampai melanggar perintah Tuhan. Pelanggaran perintah-Nya menyebabkan keluarga kehilangan ketenteraman dan kebahagiaan.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “MENJAGA Kekudusan Keluarga.” Untuk itu Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 5:7-23. Sahabat, Salomo yang telah menunjukkan betapa jahatnya perzinaan, memberikan beberapa penangkal. Ia menasihatkan agar umat menikmati dan memuaskan diri dengan penghiburan dalam pernikahan sah yang telah ditetapkan (ayat 7-13).

Sedangkan orang muda dinasihati agar menikah dan tidak terbakar oleh hawa nafsu. Orang yang sudah menikah dinasihati agar bersenang-senang dengan pasangan hidupnya sendiri dan mensyukuri bahwa pasangannya itu adalah pemberian Allah.

Sahabat, sudah sepantasnya hidup berbahagia dijalani dengan pasangan hidup yang dicintai (ayat 14-19), saling menyayangi dan mengasihi dengan mendalam, serta saling memuaskan hasrat, tidak mencarinya dari orang lain yang bukan pasangan hidupnya. Dengan demikian, kebahagiaan hidup bersama keluarga akan terus dirasakan.

Kunci hidup kudus dalam keluarga adalah takut dan hormat kepada Allah. Hal itu akan terwujud bila kita meyakini bahwa Allah senantiasa melihat semua tindakan manusia, termasuk apa yang ada di dalam hati dan pikiran (ayat 21).  Allah akan meminta pertanggungjawaban atas segala yang dipikirkan dan dilakukan manusia (ayat 22-23).

Pernikahan adalah sebuah persekutuan yang dikuduskan oleh Allah dan perwujudan janji setia di hadapan Allah. Pernikahan kudus bermakna kelanggengan, keharmonisan, kedamaian, dan kesejahteraan. Maka, keluarga perlu dijaga kekudusannya dan suasana persekutuan dalam keluarga perlu diisi dengan cinta murni yang mau saling berbagi, saling menguatkan lahir dan batin, sehingga terjalin kesatuan hati.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawblah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 15-19?
  3. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 21?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Ibarat obat bius, perzinaan mematikan indra, membuat kita kehilangan kesadaran akan Tuhan dan orang yang mengasihi kita. (pg).

Renungan Lainnya