Ada ungkapan yang menyatakan: Manusia adalah makhluk yang serba terbatas. Ungkapan tersebut benar adanya. Mulai dari umur, kekuatan, kesehatan, keuangan, dan beberapa hal lainnya kita memang terbatas. Meski begitu, terbatas itu baik kalau disikapi dengan cara yang benar. Kita menjadi pribadi yang bijak, yang menggunakan segala sesuatu yang Tuhan percayakan kepada kita dengan sebaik mungkin.
Sahabat, dengan menyadari keterbatasan kita sebagai manusia, kita diajak untuk menghitung hari-hari kita dengan bijakasana. Kita diajak untuk menggunakan setiap kesempatan yang masih Tuhan anugerahkan kepada kita dengan sebaik-baiknya karena tidak ada seorang manusia pun yang tahu kapan batas hidupnya di muka bumi ini.
Untuk lebih memahami topik tentang: “MENGHITUNG HARI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 90:1-17, dengan penekanan pada ayat 12. Sahabat, Musa meminta kepada Tuhan agar diajari menghitung hari-hari hidup dirinya dan juga bangsanya Israel. Betapa pentingnya permintaannya ini karena dengan bisa menghitung hari-hari membuat orang menjadi bijaksana.
Sahabat, kata menghitung dari kata Ibrani manah yang artinya: Menghitung; mempersiapkan; dan mendaftarkan. Orang percaya harus memperhitungkan atau memperkirakan bahwa umur hidupnya ada batasnya, 70 sampai 80 tahun. Memang ada juga orang yang bisa punya usia lebih panjang dari 80 tahun, tetapi tetap terbatas. Jika kita memahami bahwa ada batas umur hidup kita maka kita akan mempersiapkan dengan sebaik mungkin karena dibalik kematian ada kehidupan kekal.
Musa dalam doanya kepada Tuhan menunjukkan bahwa dalam segala keterbatasan manusia, kita harus mengucap syukur atas segala kebaikan Tuhan selama kita hidup. Kita diajar untuk menghitung hari-hari, sehingga memperoleh hati yang bijaksana.
Sahabat, sesungguhnya setiap hari adalah hari baru dan satu hari hanya dapat kita jalani satu kali saja. Kemudian hari tersebut berganti dengan hari berikutnya yang sama lamanya namun berbeda keadaannya. Hari yang telah kita lalui itu sudah menjadi masa lalu dan tinggal kenangan; hari ini merupakan kesempatan, sedangkan hari-hari yang akan datang menjadi suatu pengharapan bagi kita.
Karena begitu berharganya waktu, Musa berdoa kepada Tuhan agar ia diberi hati yang bijaksana sehingga dapat memperhatikan hari demi hari dengan sungguh-sungguh, supaya tidak ada satu hari pun yang terlewatkan dengan begitu saja. Begitu juga kita yang telah dikaruniai Tuhan dengan banyak talenta, pastilah kita tidak akan merelakan waktu berlalu begitu saja sebab kita tidak tahu apakah tersedia hari esok bagi kita.
Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong bagikan bagaimana responsmu ketika kamu mengetahui bahwa waktu yang kita jalani ini sedang bergerak menuju kekekalan, dan hidup yang kita jalani sekarang ini memiliki dampak ke kekekalan. Selamat sejenak merenung. Semoga keterbatasan membuat kita benar-benar menghargai kehidupan yang Tuhan beri. (pg).