Saudaraku, mari membaca dan merenungkan Lukas 6:46-49.
Dalam dunia pendidikan, melakukan atau mempraktikkan sebuah bahan ajar merupakan proses belajar yang menghasilkan tingkat pemahaman tertinggi. Seorang tokoh pendidikan bernama Edgar Dale, membuat sebuah kerucut pengalaman belajar sebagai hasil dari penelitiannya; Dale mengatakan hasil belajar seseorang akan jauh lebih banyak diperoleh dengan melalui praktik langsung dibandingkan dengan sekadar membaca, melihat atau mendengar saja.
Pengalaman belajar seseorang makin besar dan makin memiliki pengaruh bagi orang saat mereka mempraktikkan materi ajar. Siswa dapat mengingat bahan ajar sebanyak 10% dengan membaca, 20% dengan mendengarkan, 30% dengan melihat, 50% dengan melihat dan mendengar, 70% dengan menceritakan kembali dan 90% dengan melakukan. Itulah sebabnya praktik menjadi bagian dari proses belajar untuk para pembelajar memperoleh pengalaman yang aktif dengan harapan penyerapan materi makin maksimal.
Yesus menutup ceramah etika dengan sindiran tajam: Mengapa kamu memanggil aku Tuhan tapi kamu tidak melakukan apa yang Kukatakan kepadamu? (Lukas 6:46). Hal ini dikarenakan Yesus melihat pentingnya perubahan sikap dan respons dari para pendengarnya setelah Ia menyampaikan materi/bahan ajarnya. Yesus mengharapkan praktik dari para pendengar agar mereka menghidupkan ajaran-Nya.
Yesus menggambarkan para pelaku atau orang yang berani mempraktikkan ajaran-Nya bagaikan orang yang membangun di atas batu yang menghasilkan bangunan yang kokoh kuat, tidak gampang terpengaruh dengan dunia. Memang membangun di atas batu membutuhkan kerja keras, fokus kuat dan daya juang namun hasilnya akan dapat dinikmati dengan maksimal.
Melakukan ajaran Kristus juga membutuhkan keteguhan hati, daya juang yang besar dan fokus yang kuat, namun hasilnya akan memuaskan. Yesus hendak mengajak para pendengarnya untuk tidak hanya mengagumi ajaran Kristus yang baik dan indah, namun melakukannya agar keindahan itu sungguh menjadi kenyataan dan mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Mahatma Gandhi pernah ditanya oleh misionaris Stanley Jones tentang alasannya menolak menjadi pengikut Kristus padahal Gandhi sering mengutip kata-kata Yesus. Gandhi menjawab, ”Saya tidak pernah menolak Kristus. Saya suka Kristus anda tapi saya tidak suka dengan orang Kristen anda. Jika orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus seperti yang ditemukan di dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini.”
Ketika ajaran hanya dikagumi tanpa dilakukan, ajaran itu hanya menjadi kata mutiara semata. Kisah Gandhi menyatakan pentingnya praktik dalam proses belajar sehingga ajaran itu menjadi hidup dan mempengaruhi diri serta lingkungannya. Mari belajar menjadi pembelajar yang aktif dengan mempraktikkan ajaran Kristus dan menghidupkannya dalam kehidupan sesehari sehingga terang itu bercahaya dan mereka melihat perbuatan baik itu sehingga memuliakan Bapa di Surga (Matius 5:16). Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)