Menghadapi Tantangan Gereja Dari Dalam Dan Luar

Menghadapi Tantangan Gereja Dari Dalam Dan Luar

PENGANTAR. Lukas sebagai penulis Kitab Injil ini, adalah teman seperjalanan Rasul Paulus. Dalam bab 5 ini Lukas mengamati perkembangan gereja mula-mula yang menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam maupun luar. Dari dalam misalnya tentang kesaksian-pelayanan Ananias dan Safira. Sedangkan dari luar yaitu tantangan Mahkamah Agama Yahudi

Dalam Kisah Para Rasul 5:9 berkata:  “Kata Petrus: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.””

Yang dimaksud kamu berdua adalah suami istri bernama Ananias dan Safira yang menjadi anggota gereja mula-mula di Yerusalem. Kisah Ananias dan Safira dimuat di kitab Kisah Para Rasul 5:1-11. Arti Ananias adalah Allah telah memberikan atau Allah Rahmani.

Ananias dan Safira telah berkomplot untuk berdusta. Harta hasil penjualan tanahnya tidak diberikan seluruhnya sebagai persembahan di dekat kaki para rasul, termasuk Petrus. Oleh kuasa Roh Kudus perbuatan mereka diketahui, sehingga mereka dikatakan telah mendustai Roh Kudus. Mereka telah dikuasai iblis. Akibat dusta itu, keduanya mati, yang pertama Ananias dan tiga jam setelah itu Safira karena melakukan dusta yang sama dengan suaminya.

Sementara itu, pekerjaan Tuhan dan mukjizat-Nya terus dinyatakan. Oleh kuasa Roh Kudus, para rasul menyembuhkan orang-orang sakit dan dirasuk setan. Tantangan pun juga datang dari luar, para Mahkamah Agama Yahudi melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Kisah Rasul 5:29: Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ” Kita harus lebih taat kepada Tuhan daripada kepada manusia.” Terhadap tantangan itu, kita teladani prinsip hidup Petrus, yaitu “Apa yang berkenan kepada Tuhan?” dan bukan “Apa yang bijaksana, aman, menyenangkan dan disukai oleh orang banyak?” 

MENGHADAPI TANTANGAN GEREJA DARI DALAM DAN LUAR. Popularitas para orang percaya karena kuasa Roh Kudus membuat mereka diperhatian oleh orang-orang di luar gereja. Mengapa? Yang jelas karena orang-orang luar gereja menolak Injil Yesus Kristus. Namun, para rasul pada waktu itu tidak berkurang semangatnya. Penderitaan karena nama Yesus adalah suatu karunia dan kehormatan. Maju terus tetap semangat mewartakan Injil Yesus Sang Mesias, baik di dalam maupun di luar rumah ibadah.

Agar Injil dapat disebar luaskan, para pengikut Kristus terus melanjutkan pengajaran Tuhan Yesus dan memberitakan Injil-Nya baik secara umum di luar gereja melalui kesaksian pribadi hidup berkarakter Kristus dan dalam perkumpulan-perkumpulan Kristen di rumah-rumah perseorangan. Hidup ini adalah kesempatan dan kesaksian.

KESIMPULAN. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus (KisahPara Rasul 5:41). Karakter penderitaan Kristus telah terwujud di dalam pelayanan para rasul. 

Hal tersebut selayaknya memberikan dorongan dan menantang kita mencari keintiman dengan Tuhan setiap hari, sebab hanya dengan cara itu firman itu telah menjadi daging di dalam hidup dan kehidupan kita sebagai murid Kristus di dunia ini.

Gereja harus tetap tekun dan setia berdoa dan hidup dalam persekutuan doa. Kita tidak sendiri dan tidak bisa sendiri. Di negeri yang plural, dimana pengikut Kristus termasuk yang minoritas, kita harus saling menyulut agar kita bisa berperan sebagai terang dunia. Kesaksian sebagai orang yang berpribadi Kristus harus menjadi berkat pikiran, ucapan dan sikapnya bagi lingkungannya.

Berdasarkan hasil perenungan pendalaman kita dalam kitab Kisah Para Rasul 5, mari kita jawab pertanyaan berikut:

  1. Pesan apa yang kita peroleh dari hasil perenungan kita pada hari ini?
  2. Jelaskan prinsip hidup Petrus, “Apa yang berkenan kepada Tuhan?” dan bukan “Apa yang bijaksana, aman, menyenangkan dan disukai oleh orang banyak?”
  3. Jelaskan makna yang terkandung di dalam Kisah 5:41

Selamat sejenak merenung dan mengaplikasikannya dalam hidup hari ini. Simpan dalam-dalam di hati: Kita bersukacita, karena dianggap layak menderita oleh karena Nama Yesus. Amin (sp).

Renungan Lainnya