Sahabat, ketika saya mengikuti kelas katekisasi, saya berpikit bahwa Kitab Bilangan itu berisi aneka macam bilangan seperti bilangan: Nol, Bulat, Asli, Prima, Cacah, Pecahan, Rasional, Irasional, dan lain-lain. Ternyata bukan itu.
Akhir-akhir ini saya lebih banyak mengajak Sahabat untuk belajar dari Kitab Mazmur, Nah, supaya wawasan kita lebih luas dan ada variasi, maka mulai hari ini Sahabat saya ajak untuk mencicipi Kitab Bilangan supaya kita dapat mengenal lebih dekat Kitab Bilangan.
Sahabat, Kitab ”Bilangan” dalam Alkitab Ibrani berarti ”di padang gurun”. Judul “Bilangan” dipakai karena isi kitab ini mencatat dua kali sensus bangsa Israel, yaitu pada tahun kedua (pasal 1) dan tahun keempat puluh (pasal 26) setelah mereka meninggalkan Mesir. Sebagian besar isi kitab ini menceritakan pengalaman bangsa Israel di padang gurun selama empat puluh tahun sebelum mereka memasuki tanah perjanjian.
Bilangan adalah kitab ketiga dari Pentateukh (yaitu lima kitab pertama dalam Alkitab) yang diyakini sebagai lima kitab yang ditulis oleh Musa. Musa adalah tokoh terpenting. Dikatakan berulang-ulang dalam Kitab Bilangan bahwa undang-undang dan peraturan-peraturan yang dicatat di kitab ini diberikan dengan perantaraan Musa (Bilangan 1:1; 3:44; 6:1; 33:2).
Sahabat, ada beberapa hal penting yang dapat kita pelajari dari kitab Bilangan: Pertama, Allah menyediakan segala kebutuhan bangsa Israel dan menuntun mereka ke Kanaan, namun bangsa Israel gagal mengikuti kehendak Allah di Kadesh Barnea (pasal 14; 32:8). Kisah ini mengingatkan kita sebagai komunitas orang percaya yang hidup pada era digital bahwa Allah mengasihi kita dan berkenan menyediakan segala kebutuhan kita, walaupun kita sering kali membangkang dan gagal mengikuti kehendak-Nya.
Kedua, Kitab Bilangan mengajarkan kepada kita bahwa walaupun hidup ini sulit, sarat dengan pengalaman padang gurun, namun sebagai orang percaya, kita tidak perlu pesimis dan berkecil hati karena Allah berada di pihak kita dan akan membela kita sebagai umat-Nya.
Ketiga, Allah sanggup untuk memelihara. Pemeliharaan-Nya tak putus-putus terhadap umat-Nya karena pemeliharaan-Nya tidak tergantung pada keadaan umat-Nya.
Keempat, kita dapat belajar dari umat Israel yang mengembara di padang gurun bahwa Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya, melainkan menunjukkan kasih setia-Nya berulang kali kepada mereka dan memelihara mereka selama mereka mengembara.
Sahabat, sebagai orang percaya, mungkin kita lemah dan sering gagal mencapai tujuan Allah dalam hidup kita. Sekalipun demikian, kita harus bangkit dan menjadi murid Yesus yang setia, seperti Kaleb dan Yosua yang bertahan dan setia sehingga akhirnya mereka diperbolehkan memasuki tanah Kanaan. Yang penting kita tetap semangat untuk berdoa dan berjuang dalam pengembaraan kita selama hidup di dunia ini.
Bagi Sahabat yang sudah pernah membaca Kitab Bilangan sampai selesai, tolong bagikan secara singkat berkat apa saja yang kamu peroleh dari KItab Bilangan. Semoga kita terus bergairah untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari. (pg)