Itulah yang kurang dimengerti orang percaya mengapa dan untuk tujuan apa Tuhan memberikan karunia yang berlainan kepada tiap-tiap orang percaya?
Sahabat, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika kita membandingkan, apalagi mempertandingkan diri kita dengan orang lain, itu adalah kekeliruan yang besar dan berbahaya. Hal itu dapat menimbulkan rasa iri hati dan memicu persaingan yang tidak sehat. Ujungnya, kita terjebak dalam usaha untuk menjadi yang paling utama dan berkuasa. Mudah ditebak, hasil akhirnya hanya kehancuran relasi, komunitas, atau persekutuan.
Untuk mendalami pergumulan kita pada hari ini: “Mengapa Tuhan memberikan karunia yang berbeda”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 1 Korintus 12:1-11.
Hal semacam itu (alinea 2) tidak hanya terjadi di luar gereja. Dalam tubuh Kristus pun hal serupa kerap terjadi. Jemaat Korintus saat itu menilai karunia-karunia rohani sebagai sebuah tanda kedewasaan rohani. Bagi mereka, semakin banyak memiliki karunia rohani, maka semakin tinggi kualitas spiritualitas. Mereka menyangka dengan segala pencapaian itu, maka semakin besar pula kuasa rohaninya. Akibatnya, terjadi kompetisi yang tidak sehat. Setiap orang merasa dirinya lebih rohani dan berkuasa daripada yang lain.
Sahabat, kita semua diberi karunia rohani yang berbeda-beda untuk dipakai di saat yang berbeda dan dengan cara yang berbeda. Namun semuanya itu harus dipakai dalam kasih bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:12). Di mana pun Allah menempatkan, kita dapat memakai apa yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita untuk melakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan, sembari mengingat bahwa kita semua merupakan anggota dari gereja, yaitu tubuh Kristus (1Korintus 12:13-14).
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Tuliskan pemahamanmu terhadap pernyataan Rasul Paulus yang terdapat di ayat 4-6.
- Apa tujuan Tuhan memberikan karunia Roh yang berbeda kepada tiap-tiap orang? (ayat 7)
- Tuliskan bermacam karunia rohani yang dinyatakan oleh Rasul Paulus di ayat 8-10.
Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)