Mengapa engkau TERTEKAN, hai JIWAKU?

Mengapa engkau TERTEKAN, hai JIWAKU?

Sahabat, setiap orang termasuk para lansia sering mengalami tekanan hidup. Tekanan selalu hadir dalam setiap fase kehidupan. Apakah sebenarnya tekanan hidup itu? Tekanan hidup adalah sesuatu yang terjadi akibat timbulnya perubahan dalam kehidupan. Semakin besar perubahan itu, semakin besar tekanan hidupnya.

Sesungguhnya Setiap orang pasti pernah mengalami tekanan dari masalah yang dihadapi: Keuangan, sakit penyakit, hubungan sosial, pekerjaan,  dan lain-lain. Respons setiap orang dalam menghadapi masalahnya bisa berbeda-beda.

Tekanan hidup kerap memantik kemarahan kita, bahkan kadang-kadang sampai meledak tak terkendali. Menghadapi tekanan hidup, kita cenderung bersungut-sungut dan menyalahkan orang lain. Yakobus menyebutnya sebagai dosa yang dapat mengundang hukuman (Yakobus 5:9). Menggerutu dan mempersalahkan pihak lain mungkin dapat sedikit meringankan perasaan. Namun, Tuhan menghendaki kita bersabar dan tekun.

Sahabat, untuk lebih memahami topik tentang: “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku?”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 42:1-12. Daud, seorang raja hebat, juga mengalami tekanan dalam jiwanya karena masalah yang dihadapinya. Tiga kali ia menulis, “Mengapa engkau tertekan hai jiwaku?” Ia menggambarkan, air mata menjadi makanannya siang dan malam. Banyak musuh menyerangnya dan ia merasa terimpit. Orang-orang mencelanya sambil berkata, “Di mana Allahmu?” (Ayat 4) Ada perkabungan yang melingkupi kehidupannya.

Kunci yang memampukan Daud bertahan dalam tekanan adalah kepercayaan bahwa Tuhan memerintahkan kasih setia-Nya dan ia bisa berdoa dengan penuh ucapan syukur. Mengingat kasih setia Tuhan dalam hidup ini akan membantu kita untuk selalu dapat bersyukur. Ucapan syukur merupakan pintu berkat. Hati yang meluap dengan ucapan syukur membuat kita bebas dari tekanan yang mengimpit.

Saat ini jika kita memiliki masalah yang menekan jiwa, katakan kepada jiwa kita, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku? Berharaplah kepada Tuhan, penolongku dan Allahku.” (Ayat 6) Tuhan mencurahkan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang berharap kepada Dia.

Sahabat, berdasarkan hasil perenungan dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa makna yang tersirat dari pernyataan Daud dalam ayat 2-3?
  2. Di tengah tekanan dan penderitaannya, apa yang selalu diingat oleh Daud? (Ayat 4-6)
  3. Ketika sedang menghadapi tekanan yang berat, bagaimana caranya agar kita mampu mengatasi emosi dengan baik dan bijak?  (Ayat 12 dan Mazmur 116:7).

Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg).

Renungan Lainnya