Sahabat, sesungguhnya mengampuni orang lain akan memerdekakan diri kita dari rasa benci, dan kesabaran niscaya akan kita miliki ketika kita belajar mengampuni sebagaimana Kristus telah mengampuni kita.
Sabar adalah sifat yang dipunyai oleh Kristus. Dia tidak melawan dan membalas pada saat diperlakukan semena-mena. Orang yang mempunyai sifat sabar, pasti ramah, penuh kasih, rendah hati, lemah lembut, suka mengampuni dan tidak mendendam.
Sahabat, mengampuni adalah perintah Yesus kepada umat-Nya (Matius 18:35). Paulus menegaskan, sebagai manusia baru di dalam Kristus, kita diajak saling mengampuni. Mengampuni membutuhkan kerendahan hati, belas kasihan, kemurahan, dan kesabaran. Kita semua adalah orang-orang yang sudah diampuni. Harga pengampunan itu tak ternilai: kematian Yesus di kayu salib. Semakin kita menyadari besarnya anugerah tersebut, semakin kita dimudahkan untuk mengampuni sesama. Tuhan telah mengampuni kita sebelum kita menyebutkan rincian dosa kita. Dia melihat hati kita yang bertobat dan mengampuni segala pelanggaran kita.
Orang yang mengampuni tidak menyimpan kesalahan orang lain di dalam hatinya. Mengampuni berarti memilih untuk melupakan kesalahan orang lain. Kadang orang tersebut tidak meminta maaf. Namun, dengan mengampuni, kita membebaskan diri dari rasa benci dan sakit hati yang membebani hati. Dengan hati yang terbebas inilah, kita dapat kembali melakukan panggilan hidup sebagai umat-Nya dengan lebih efektif.
Sahabat, untuk menggali lebih dalam perihal kesabaran dan pengampunan, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kolose 3:12-17. Berdasarkan hasil renunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tuliskanlah apa kaitannya antara kesabaran dan pengampunan (perhatikan ayat 12 dan 13). Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)