Wangari Maathai seorang wanita Kenya, peraih Nobel Perdamaian. Ia memperjuangkan kelestarian lingkungan dan hak-hak perempuan. Dalam perjuangannya, ia menghadapi banyak tantangan, termasuk penolakan dari pemerintah dan tekanan sosial. Meski demikian, ia justru mengajak semua pihak untuk bekerja sama demi masa depan yang lebih baik. Sikapnya yang terbuka dan penuh kasih menunjukkan bagaimana menerima orang lain sebagai kawan, dapat membawa perubahan nyata.
Kisah ini mengingatkan kita pada perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15:11b-32. Anak bungsu yang telah menyia-nyiakan harta warisannya akhirnya kembali ke rumah, penuh dengan rasa malu dan ketakutan. Namun, sang Bapa tidak menolaknya. Sebaliknya, ia berlari menyambutnya, memeluknya, bahkan mengadakan pesta besar untuk merayakan kepulangannya. Cinta dan penerimaan yang ditunjukkan oleh sang Bapa merupakan cerminan dari kasih Allah kepada kita.
Paulus dalam 2 Korintus 5:16-21 menegaskan bahwa “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus, dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Dan Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.” (2 Korintus 5:19). Allah tidak memperhitungkan pelanggaran kita tetapi justru memanggil kita untuk menjadi pendamai. Jika Allah telah menerima kita sebagai kawan, maka kita juga dipanggil untuk menerima orang lain dengan kasih dan pengampunan.
Dalam hidup, kita mungkin bertemu dengan orang-orang yang sulit diterima. Namun, sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk melampaui sekat-sekat perbedaan dan menawarkan persahabatan yang tulus. Seperti Wangari Maathai yang memilih kerja sama daripada permusuhan, dan seperti sang Bapa dalam perumpamaan Tuhan Yesus, kita pun diajak untuk menerima orang lain dengan kasih. Menerima seseorang sebagai kawan bukanlah tanda kelemahan melainkan pembuktian dari kekuatan kasih. Karena Kristus telah menerima kita tanpa syarat maka kita dipanggil untuk melakukan hal yang sama kepada sesama. Ingatlah bahwa orang yang kuat bukanlah yang menang perang tapi yang mampu mengampuni dan merangkul lawan sebagai kawan.(sTy)