Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh ketekunan untuk menunggu Tuhan bertindak. Sahabat, dengan begitu banyak media komunikasi instan bermunculan dewasa ini, tanpa sadar kita terbentuk menjadi orang yang tidak sabar dalam menantikan jawaban dari seseorang. Seorang kenalan saya mengirim WA kepada rekan sepelayanan, tetapi ia kemudian menghubungi rekannya tersebut dengan telepon genggam karena merasa tidak sabar dalam menunggu jawabannya!
Dalam perkembangannya, sikap tidak sabar bukan hanya sebatas hubungan manusia dengan sesamanya, tapi kadang menjalar juga kepada hubungan manusia dengan Tuhan. Mereka merasa bahwa Allah telah mengecewakannya karena Dia tidak segera menjawab doanya. Seringkali sikap mereka menjadi, “Jawablah aku dengan segera, ya Tuhan, sudah habis semangatku! …” (Mazmur 143:7).
Sahabat, dalam Alkitab, kata menanti sering diarahkan lebih kepada sikap ketimbang sekadar kata kerja aktif. Menantikan Tuhan, itu artinya memercayai Dia sepenuhnya. Itu sebuah sikap yang kemunculannya akan sangat tergantung dari seberapa besar kita memercayai Tuhan dalam segala permasalahan yang kita hadapi. Daud berseru, “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” (Mazmur 27:14).
Kita tahu Daud bukanlah orang yang sama sekali tidak pernah mengalami masalah. Justru sebaliknya, dia kerap berada dalam situasi yang sulit dan mencekam, bahkan tidak jarang nyawanya terancam. Tapi justru dari Daudlah kita menemukan seruan seperti tersebut di atas, sebagai gambaran sikap hatinya dalam menghadapi berbagai situasi sulit dalam perjalanan hidupnya.
Sahabat, bagaimana Daud bisa memiliki sikap seperti itu? Jika kita membaca Mazmur 27 dari awal, maka kita akan mendapatkan dasar-dasar pemikiran Daud yang akan membuat kita mengerti mengapa dia bisa seperti itu. Awal Mazmur 27 dibuka dengan: “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” (ayat 1).
Seperti itulah Daud memandang Tuhan. Lewat pengalaman-pengalaman pribadinya sejak kecil, dia tahu bahwa Tuhan selalu sanggup melepaskannya dari bahaya. Jika dulu bisa, mengapa sekarang tidak? Dalam situasi bahaya, Daud yakin sepenuhnya bahwa Tuhan akan menyembunyikan dan melindunginya (Mazmur 27: 5).
Menantikan Tuhan itu artinya percaya sepenuhnya kepada-Nya, menyerahkan segenap hidup kita ke dalam tangan-Nya. Menantikan Tuhan juga membawa banyak kebaikan bagi kita. Bagi orang yang tekun menantikan Tuhan, Dia berjanji tidak akan mendapat malu, “… Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu.” (Yesaya 49:23). Orang yang menantikan Tuhan juga dikatakan akan mendapatkan kekuatan baru (Yesaya 40:31), bahkan akan mewarisi negeri (Mazmur 37:9).
Ingatlah! Sahabat, menantikan Tuhan dapat mengubah kita menjadi seseorang yang bertumbuh dalam iman. Daud tumbuh menjadi seorang yang berkenan di hati Allah dengan jalan menantikan Tuhan (Kisah Para Rasul 13:22; 1 Samuel 13:14). Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita agar tekun dalam menantikan pertolongan-Nya. (pg)
Shaloom ..,Selamat pagi Pak Paul dan para Sagabat pendukung Kristus
Salam sehat , penuh sukacita dan pengharapan di dalam Kristus
Puji Tuhan ….kabar baik , krn kita masih dapat menikmati akan Rahmat Tuhan yg selalu baru di setiap pagi , dan kasih setia-Nya yg tak berkesudahan.
Terima kasih utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg menjadi Rhema utk kita supaya kita bertekun utk menantikan Tuhan.
Biarlah kita serahkan sepenuhnya kehidupan kita kepada-Nya, karena dengan menantikan Tuhan , iman kita makin kuat dan bertumbuh… Immanuel
Tuhan Yesus Memberkati kita semua ….tetaplah tekun dan bersabar di dalam menantikan Tuhan…???