Saudaraku, Paus Leo X (11 Des 1475 – 1 Des 1521) adalah seorang Paus yang menjabat dari tanggal 9 Maret 1514 hingga kematiannya pada 1 Desember 1521. Paus Leo X antara tahun 1515 dan 1517 mengesahkan penjualan SURAT INDULGENSI atau surat pengampunan dosa dengan tujuan mengumpulkan uang guna mendanai pembangunan Basilika Santo Petrus, yakni semakin banyak uang yang disumbangkan kepada Gereja, maka semakin besar dosa orang yang menyumbang akan diampuni Tuhan.
Paus Leo X juga menjual dispensasi kepausan seharga 10.000 dukat kepada seorang tokoh Jerman yang menginginkan jabatan uskup. Ducat adalah koin emas atau perak yang digunakan di negara-negara Eropa, terutama di Italia. Nilainya antara seperlima dan sepertiga pound Inggris. Sedangkan harga surat indulgensi bervariasi tergantung pada status sosial orang yang membeli:
Raja, Ratu, dan Uskup Agung: 25 florin emas
Pedagang: 3 florin
Umat beriman termiskin: ¼ (seperempat) florin
Pada tahun 1500, satu florin bernilai tujuh lira Italia.
Indulgensi dimaksudkan untuk mengurangi waktu hukuman yang dihabiskan di api penyucian setelah kematian. Gereja saat itu mengajarkan, setelah seseorang meninggal maka rohnya akan masuk ke tempat api penyucian, di sana roh akan dicuci dengan api hingga benar-benar layak masuk ke surga. Orang-orang yang masih hidup dapat mendoakan orang yang sudah mati dengan melalui perbuatan baik, seperti puasa, sedekah, dan ziarah ke Roma. Kemudian timbul persoalan, jika seseorang atas dasar kasihnya dapat mengirimkan doa kepada orang mati, lalu bagaimana dengan pengampunan dosa-dosa bagi dirinya sendiri?
Indulgensi yang semula dimaksudkan sebagai doa dan perbuatan baik akhirnya dapat digantikan dengan imbalan uang. Jadilah jemaat bisa menaburkan uangnya sebagai persembahan, dan akan mendapatkan hasil berupa surat pengampunan dosa.
Paus Leo X mengutus Johann Tetzel, seorang biarawan asal Dominika, untuk menjual surat pengampunan dosa di negara Jerman. Promosi Tetzel yang terkenal adalah “Begitu koin dalam peti persembahan berdenting, jiwa dari api penyucian akan keluar”.
Martin Luther, seorang pendeta, melihat penjualan indulgensi tidak sesuai ajaran Tuhan, kemudian Luther menulis 95 tesisnya, yang merinci penentangannya terhadap penjualan surat pengampunan dosa, dan menempelkannya di pintu gereja di Wittenberg pada tanggal 31 Oktober 1517, yang intinya meliputi:
Ajaran Gereja perlu direformasi. Seseorang hanya dapat diselamatkan melalui iman pribadi kepada Yesus Kristus dan kasih karunia Tuhan, bukan melalui upaya perbuatan.
Reformasi adalah gerakan untuk memprotes dan mereformasi Gereja saat itu. Ide-ide utama Reformasi bukanlah hal baru, tetapi Luther dan para reformis lainnya adalah yang pertama menggunakan mesin cetak untuk menyebarkan ide-ide mereka secara luas. Mesin cetak memungkinkan ide-ide Reformasi menjangkau khalayak yang jauh lebih luas daripada yang dapat dijangkau Luther melalui khotbah.
Pengikut Reformasi percaya bahwa orang-orang harus mandiri dalam hubungannya dengan Tuhan, bertanggung jawab secara pribadi atas iman mereka, dan membaca Alkitab untuk dapat lebih mengerti kehendak Allah, jadi bukan hanya mendengarkan ajaran yang dapat menyimpang.
Alkitab memang tidak menunjukkan langsung adanya indulgensi, hanya saja ada beberapa peristiwa di Alkitab yang bisa ditafsirkan bahwa iman seseorang bisa mengampuni dosa dan bahkan menyelamatkan orang lain:
- Kejadian 18:16-33 Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa Tuhan tidak akan menghancurkan Sodom jika terdapat 50 orang yang benar di Sodom.
- Matius 9:1-8 Yesus menyembuhkan orang lumpuh dan mengampuni dosa-dosanya setelah melihat iman teman-teman si lumpuh yang menggotongnya untuk menemui Yesus.
- Roma 11:28 Paulus berkata bahwa orang Yahudi dikasihi oleh Allah karena nenek moyangnya percaya pada Allah.
Saudaraku, apabila jemaat tidak pernah membaca Alkitab dan hanya percaya saja pada ajaran-ajaran dari mimbar, maka ada kemungkinan ajaran bisa menyesatkan atau sesuai keinginan sendiri si pengkhotbah.
Waspadalah, maka saat Saudara mengikuti ibadah hari Minggu atau ibadah-ibadah lain di gereja, doakanlah si pengkhotbah supaya dia hanya benar-benar menyampaikan Firman Tuhan sesuai kebenaran yang diwahyukan kepadanya, dan dalam kehidupan sehari-hari tekunlah membaca Alkitab supaya dapat lebih mengerti kehendak Allah. (Surhert).