MENABUR DOA

MENABUR DOA

Saudaraku,  Minggu sore kemarin aku bertemu dengan seorang ibu yang menjadi anggota tim doa suatu gereja besar di Jakarta yang setiap kebaktian minggunya dihadiri lebih dari 3.000 orang di Jakarta saja, belum yang di cabang. Ibu ini penampilannya biasa-biasa saja, ya seperti jemaat umumnya, namun dia rajin seminggu sekitar dua kali datang ke gereja untuk berdoa, sesuai jadwal doa yang dipilihnya, yakni sepanjang 2 jam per sesi, dan hebatnya sesi ini ada di sepanjang hari. Jadi Si Ibu bisa memilih jam doa mana yang cocok.

Apa yang didoakan? Ya untuk kegiatan-kegiatan gereja sepanjang minggu, program gereja, dan yang terutama untuk kebaktian umum yang akan berlangsung di hari Minggu nanti, mohon dipenuhi kuasa Roh Kudus, Firman Tuhan bisa lancar disampaikan, tidak ada gangguan dari si Iblis, jemaat yang datang mendengar Firman dan pulangnya bisa bersyukur. Ya pokok-pokok doa ini seperti yang gereja kita doakan, hanya saja mungkin tidak rutin setiap hari, bahkan setiap dua jam dalam sehari.

Nah Si Ibu lalu sharing. “Pak, doa itu seperti menabur. Jadi kalau kita doa setiap saat, maka kita itu menabur, jadi kita akan siap mendapatkan hasil panennya.”

Wah …, aku kok agak bingung ya, karena di Alkitab tidak ada kata-kata yang mengaitkan doa dengan menabur. Di Alkitab, jika kita cari kata “menabur” akan dijumpai dalam 40 ayat, dengan pembagian kelompoknya:

Kata menabur digunakan  dalam kaitan bercocok tanam 13 ayat. Kata menabur sebagai bentuk kiasan atau metafora 19 ayat.. Kata menabur yang dipergunakan oleh Tuhan Yesus sewaktu mengajar 8 ayat.  Tapi tidak tidak ada kata menabur yang dikaitkan dengan hal berdoa. 

Saudaraku, kita melihat Stefanus (Kisah Para Rasul 6-7) yang penuh dengan karunia dan kuasa, bahkan saat Stefanus disidang oleh Mahkamah Agama yang hadir melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. Namun akhirnya Stefanus dirajam batu, Stefanus tetap berdoa: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. Jadi Stefanus tetap kokoh berdoa hingga mati dirajam batu.

Jeanne d’Arc (6 Januari 1412 – 31 Mei 1431), pahlawan Perancis, dieksekusi dengan dibakar di muka umum terutama karena mencela ajaran gereja saat itu yang menyimpang. Saksi mata menggambarkan suasana eksekusi, terikat pada tiang tinggi, Jeanne meminta dua petugas, untuk memegang salib di belakangnya. Seorang prajurit Inggris juga membuatkan salib kayu untuk ditempatkan di dadanya. Jeanne berulangkali berkata dengan suara keras menyebut nama Yesus dan memohon dan berdoa tanpa henti untuk bantuan orang suci dari surga. Mati syahid dibakar di depan umum, dalam kondisi berdoa.

Saudaraku, jadi kalau kita menabur doa dengan tujuan agar dapat menuai hasil panen berupa harta benda atau kesembuhan/kelepasan secara langsung, ya siap-siaplah kita akan mendapatkan kekecewaan yang sangat dalam, dan jangan menuduh Tuhan tidak mendengarkan doa-doa yang seperti itu.

Perhatikan beberapa ajaran Alkitab tentang berdoa, antara lain: Matius 26:41: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Maksudnya:  Berdoa supaya tidak mudah jatuh dalam pencobaan.

Mazmur 32:6: “Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui.”  Efesus 6:18: “Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya.” Maksudnya: Tekunlah berdoa.

Yesaya 16:6 dan 12: “Kami telah mendengar tentang keangkuhan Moab, alangkah angkuhnya dia, tentang kecongkakannya, keangkuhannya dan kegemasannya, dan tentang cakap anginnya yang tidak benar. Maka sekalipun Moab pergi beribadah dan bersusah payah di atas bukit pengorbanan dan masuk ke tempat kudusnya untuk berdoa, ia tidak akan mencapai apa-apa.”  Maksudnya: Kalau hidup tetap fasik, ya percuma saja bila berdoa.

Yesaya 59:1-2:  “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”  Maksudnya: Mohon ampun dulu kepada Tuhan, karena dosa menghalangi doa kita. (Surhert).

Renungan Lainnya