MELAMBATKAN TEMPO Kehidupan Kita

Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat dan terus mengingat segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Sahabat, Daud dalam Mazmur 40:1-18 mengajak kita untuk melihat ke masa lampau. Tuhan telah banyak melakukan perbuatan yang besar bagi umat-Nya, termasuk kita. Perbuatan-perbuatan itu menjadi saksi atas kebaikan Allah. Itu berarti kita tidak akan pernah kehabisan alasan untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Jika kita merasa tidak ada hal yang bisa kita syukuri, maka sangat mungkin hal itu terjadi karena kita kurang menaruh perhatian kepada apa yang Allah telah kerjakan di dalam hidup kita dan sekitar kita, termasuk gereja lokal kita, juga lembaga/usaha tempat kita bekerja.

Sesungguhnya Allah kita hidup dan Ia terus berkarya. Ia tidak pernah tertidur dan Ia tidak pernah tidak peduli. Ini berlawanan dengan konsep Deisme yang menyatakan bahwa Allah telah menciptakan dan pergi meninggalkan ciptaan-Nya. Sebaliknya, Allah terus aktif dan terus menyertai umat-Nya.

Sahabat, Carl Honoré,  dalam bukunya yang berjudul: “In Praise of Slow”, dengan tepat membidik fenomena dunia masa kini, yang olehnya disebut tengah dibungkam oleh mitos kecepatan. Kecepatan menjadi “Dewa Zaman Kini”. Segala hal yang berbau cepat dipandang bagus dan baik, bahkan ada yang menganggapnya terbaik dan mengidolakannya. Karenanya, orang-orang zaman now sepertinya dipacu untuk bergerak lebih cepat dan membuat sesuatu yang super cepat.

Saya akui kecepatan memang bisa mendatangkan banyak kebaikan. Lalu, apakah yang lambat berarti buruk atau tidak baik? Hal inilah yang coba dikritisi oleh Honoré dalam bukunya tersebut. Apa yang lambat bisa juga mendatangkan kebaikan. Misalnya: mengunyah makanan. Bukankah ilmu kesehatan mengingatkan kita untuk mengunyah 30-an kali untuk satu suapan makanan? Dengan mengunyah secara lambat, maka makanan yang ada menjadi hancur dan lunak dengan baik serta bercampur dengan enzim. Dampaknya, lambung kita tidak bekerja dengan berat. Enzim dalam tubuh pun bisa lebih dihemat. Jadi, apa yang lambat tidak selalu buruk. Itulah sebabnya, Honoré memberi judul pada bukunya: “In Praise of Slow” (Memuja Kelambatan).

Sahabat, dalam kaitan dengan kehidupan beriman, situasi dunia yang terasa menuntut kita untuk bergerak cepat, bukan tidak mungkin membuat kita terburu-buru dalam berelasi dengan Tuhan. Kehidupan saat teduh kita, entah kita laksanakan di pagi atau malam hari,  kita lakukan serba tergesa-gesa. Kalau tidak cepat, takut terlambat atau tugas kita hari ini tidak selesai. Alhasil, dalam dunia yang dibungkam oleh mitos kecepatan, bukan tidak mungkin menghasilkan kekeringan spiritual dalam diri orang percaya. Kehadiran dan perbuatan Tuhan dalam kehidupan kita tidak terlalu dirasakan, sebab banyak hal  dibiarkan berlalu dengan begitu cepat.

Daud dalam Mazmur 40, menyatakan bahwa ia mengalami banyak perbuatan Tuhan yang ajaib. Dalam ayat 2, ia menyatakan sebagai pribadi yang menanti-nantikan Tuhan. Itu berarti, ia dengan sengaja meluangkan waktunya, untuk merasakan kehadiran dan pertolongan Tuhan. Sesungguhnya Daud merupakan manusia biasa, seperti  kita: punya masalah, ada beban dalam kehidupannya, mengalami pasang surut, dan bisa sakit. Ia membutuhkan pertolongan Tuhan. Pada saat ia melambatkan tempo kehidupannya dengan menantikan pertolongan Tuhan, lalu ia merasakan perbuatan Tuhan yang ajaib atas hidupnya. Berdasarkan pengalamannya tersebut, ia menyatakan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan adalah berbahagia, sebab Tuhan sungguh hadir dan bertindak (ayat 5 dan 6).

Ingatlah! Sahabat,  kehidupan ini terlalu indah untuk dilalui dalam situasi serba cepat. Melambatkan tempo kehidupan kita bukan berarti kita sedang tidak menghargai waktu anugerah Tuhan. Melambatkan tempo kehidupan kita, akan menolong kita untuk lebih merasakan kehadiran dan perbuatan-Nya di dalam kehidupan kita, “Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.” (ayat 6). Selamat ulang tahun ke-49 Yayasan Christopherus. Pf.: 3 Mei 2021. “Semua untuk Kristus, Kristus untuk Semua.” (pg)

One Comment

  1. Kristianti Kartika Widjaja

    Shalom …Selamat pagi Pak Paul dan para Sahabat pendukung Kristus.
    Salam sehat , penuh sukacita di dalam Kristus.
    Puji Tuhan .. ??, kabar baik , karena Tuhan sudah melindungi , memelihara kita semuanya selama 4 bulan dalam th 2021.
    Kita msh bisa menikmati Rahmat Tuhan yg selalu baru di setiap pagi dan kasih setia-Nya yg tak pernah berkesudahan utk kita.
    Terima kasih utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg menjadi Rhema supaya kita menghargai dan bertanggung jawab atas waktu yg diberikan oleh Tuhan kpd kita, karena kehidupan ini berjalan begitu cepat .
    Mari kita belajar dari pemazmur , untuk selalu meluangkan waktu kita untuk berkomunikasi dengan Tuhan melalui Firman-Nya , karena di situlah kita akan mendapatkan kekuatan yang baru serta mengingat akan kebaikan Tuhan yg telah kita terima, sehingga kita senantiasa bersyukur….Immanuel.
    Tuhan Yesus Memberkati….Selamat Hari Minggu dan Selamat Beribadah…??

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *