Susahkah hidup jujur? Secara teori mudah bagi kita untuk mengatakan tidak, tetapi pada praktiknya itu amat sangat susah. Secara teori semua orang mengajarkan untuk hidup jujur, tetapi lucunya dalam banyak keadaan dunia justru cenderung menolak kejujuran. Ada seorang teman yang justru tersingkir dari jabatannya justru karena ia memilih untuk tetap jujur. Ia tidak mau ikut-ikutan melakukan penggelembungan dana bersama pimpinan dan rekan-rekannya, dan akibatnya ia pun disingkirkan. “Betapa mahalnya harga kejujuran”, begitu katanya, dan ia pun melanjutkan pertanyaannya: “Di negeri yang kita cintai ini, masih adakah orang yang menghargai kejujuran?” Sambil matanya menatap ke langit, dia bergumam: “Masihkah ada tempat bagi kejujuran?”
Untuk lebih memahami topik tentang: “Masihkah ADA TEMPAT bagi KEJUJURAN?”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 64:1-11 dengan penekanan pada ayat 11. Sahabat, Mazmur 64 menunjukkan kondisi Daud yang sedang menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi oleh Daud datang dari para musuhnya. Ancaman musuhnya membuat Daud takut (ayat 2-3).
Sahabat, kita tidak mengetahui siapa sesungguhnya musuh yang dihadapinya, tetapi Daud menggambarkan perbuatan musuhnya seperti panah. Atau dengan kata lain, musuh Daud seperti pemanah yang memburu mangsanya (ayat 4-5). Gambaran tersebut mencirikan orang yang memiliki perilaku yang tidak terduga dan berbahaya. Bahkan Daud juga menggambarkan musuhnya sebagai orang yang akan menghadirkan bencana tak terhindarkan (ayat 6). Dengan demikian, masalah yang dihadapi Daud bukanlah masalah sepele, melainkan masalah berat (serius).
Kendati demikian, Daud memiliki keyakinan kepada Allah dan perbuatan-Nya (ayat 2, 8-10). Hal tersebut ditunjukkan Daud dengan menyerukan suatu permohonan, yakni perlindungan Allah dari ancaman para musuhnya (ayat 3). Melalui seruan tersebut, kita dapat melihat keyakinan Daud terhadap perbuatan Allah. Daud yakin bahwa Allah tidak akan tinggal diam terhadap orang jahat. Allah akan membalikkan semua perbuatan orang yang jahat (ayat 8-9). Setiap orang yang melihat perbuatan Allah akan menjadi takut kepada-Nya (ayat 10).
Sahabat, lihatlah betapa besar nilai kejujuran di mata Tuhan. Mungkin di dunia ini kita bisa mengalami kerugian atau bahkan malah mendapatkan masalah besar karena memutuskan untuk berlaku jujur. Tetapi itu bukanlah masalah karena kelak dalam kehidupan selanjutnya yang kekal semua itu akan diperhitungkan sebagai kebenaran yang berkenan di hadapan Allah. Pada akhirnya Daud berkata, “Orang benar akan bersukacita karena TUHAN dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah.” (ayat 11). Pada saat ini mungkin kita hancur akibat memutuskan untuk jujur, tetapi kelak pada saatnya kita akan bermegah dan bersyukur karena telah mengambil keputusan yang luhur.
Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikankanlah pendapatmu, “Masihkah ada tempat bagi kejujuran di negeri kita tercinta saat ini?” Selamat sejenak merenung. Sahabat, mari kita mengedepankan nilai-nilai kejujuran dan kebenaran, jangan tukarkan itu dengan apapun, dan lihatlah pada saatnya nanti setiap orang jujur akan bersukacita memetik buahnya. (pg)