Sahabat, Tuhan menciptakan manusia dengan maksud dan tujuan mulia sehingga Ia menjadikan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Ia menempatkan manusia pertama (Adam) di tempat yang indah dan menyenangkan, di Taman Eden.
Kata Eden memiliki arti kesenangan. Tuhan tidak menempatkan manusia pada tempat yang tandus atau mengerikan, tapi Dia menempatkan manusia di suatu tempat kesenangan. Di taman itulah manusia memiliki hubungan yang sangat intim dengan Tuhan, dapat bersenda gurau, berbicara dan bersekutu dengan Tuhan. Kehadiran Tuhanlah yang membuat Taman Eden itu menjadi tempat paling nyaman yang pernah ada di dunia ini.
Untuk lebih memahami topik tentang: “MANUSIA: Makhluk Pekerja”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 2:8-25. Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini, kita menemukan cerita penciptaan yang berbeda dari Kejadian 1. Di sini, manusia diciptakan pertama kali (Kejadian 2:7). Setelah itu, Tuhan menciptakan taman di Eden (ayat 8).
Gambaran yang diberikan tentang Eden adalah taman yang indah dan subur (ayat 10-14). Di taman itulah manusia bekerja (ayat 15). Pekerjaan manusia adalah merawat taman dan memberi nama pada binatang. Melihat keberadaan manusia, Tuhan menciptakan perempuan sebagai mitra kerja dalam berkarya (ayat 20).
Sahabat, ada cukup banyak orang yang menyebut Tuhan adalah Pekerja Agung (bdk. Yohanes 5:17). Karena Tuhan adalah Pekerja, maka Ia juga mengajak manusia untuk bekerja. Di Taman Eden, manusia pertama diberi kesempatan untuk bekerja mengusahakan dan memelihara taman itu (ayat 15). Apa yang dilakukan ini adalah pekerjaan terkait dengan pertanian. Selain itu, manusia juga bekerja di bidang peternakan, yang ditandai dengan pemberian nama kepada ciptaan Tuhan lainnya (ayat 19).
Di tengah kesibukan kerja yang dilakukan, Tuhan menyadari bahwa manusia tidak bisa melakukan segala hal seorang diri. Karena itu, Ia memberikan seorang penolong yang sepadan (ayat 20). Penolong berarti mitra, bukan pembantu! Mitra menunjukkan pada status kesejajaran. Bahkan dalam Alkitab, kata “penolong” disematkan untuk Tuhan (Mazmur 46:1). Hal itu berarti laki-laki dan perempuan adalah makhluk yang setara dan saling melengkapi. Dengan kehadiran seorang penolong, kerja dan potensi manusia diharapkan menjadi optimal dalam mengusahakan, mengembangkan, dan memelihara ciptaan Tuhan.
Sahabat, dalam iman Kristen, bekerja bukanlah akibat dosa dan sekadar pemenuhan kebutuhan hidup. Bekerja merupakan tindakan memuliakan Tuhan. Karena itu, seorang yang beriman dan hidup takut akan Allah akan bekerja dengan tekun, baik, jujur, dan bertanggung jawab. Semangat kerja semacam ini akan menghasilkan orang-orang yang mampu mendayagunakan potensinya secara optimal dan menghindari korupsi. Itulah etos kerja yang diharapkan Tuhan.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa pemahaman Sahabat tentang bekerja?
- Apa kaitannya antara penolong yang dijadikan Tuhan bagi Adam itu sepadan dengan Adam (ayat 18) dan penolong itu dibangun oleh Tuhan dari salah satu tulang rusuk Adam (ayat 21-22)?
Selamat sejenak merenung. Tuhan Yesus menolong dan memberkati. (pg).