JIMAT. Pertama, kata jimat berasal dari bahasa Portugis: Fetitico, dan berasal dari kata latin: Factitius yang berarti sesuatu yang berhubungan dengan magis atau sesuatu yang ada pengaruh dan efeknya. Jimat juga digunakan untuk memberikan kekebalan dan perlindungan, kekuatan dengan tujuan mempertahankan kekuasaan dan hidup agar disegani manusia dan aman dari gangguan iblis.
Kedua, kata jimat berasal dari bahasa Arab Adzimat artinya yang dimuliakan. Jimat adalah suatu benda atau sejenisnya yang disakralkan oleh pembuatnya atau pemakainya. Jimat ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, batu, air yang mengkristal, hewan, manusia dan bahkan lainnya yang sengaja dibuat oleh manusia atau tercipta oleh proses alam bahkan ada juga dari alam gaib dan perhiasan yang disebut amulet ini biasa dipakai dalam praktik okultisme.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Samuel dengan topik: “Let There Be No Amulets Between Us (Jangan Ada Jimat Diantara Kita)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Samuel 4:1-22. Sahabat, kekalahan Israel terjadi karena mereka berdosa terhadap Tuhan. Para pemimpin mereka telah melecehkan Tuhan dengan menajiskan ritual kurban di rumah Tuhan. Mereka memang kemudian menyadari bahwa kekalahan mereka disebabkan Tuhan tidak menyertai mereka (Ayat 2-3).
Mereka berpikir jika tabut perjanjian Allah dibawa ke medan perang, pasti Allah akan memenangkan mereka (Ayat 3). Sesungguhnya dengan mengusung Tabut Perjanjian ke medan perang, mereka sudah merendahkan lambang kehadiran Allah itu. Mereka menyamakan Tabut Perjanjian dengan berhala bangsa bangsa sekitar mereka yang biasa diusung untuk ikut berperang. Bangsa tadi memang percaya bahwa saat mereka berperang, dewa mereka pun ikut berperang melawan dewa musuh. Kalau dewa mereka menang perang, berarti mereka pun akan menang.
Sahabat, dari perspektif teologi Perjanjian Lama, hal pemberian kemenangan bagi Israel dalam peperangan bersangkut paut dengan kedaulatan dan kekudusan Allah sendiri, serta ketaatan umat. Kekalahan adalah hukuman Tuhan. Kekalahan Israel yang dahsyat menjadi bukti ketidakberkenanan Allah (Ayat 10-11). Melalui peristiwa itu pula firman Tuhan mengenai penghukuman terhadap Eli dan keluarganya digenapi (ayat 11-22). Istri Pinehas memberikan kesimpulan yang tepat: Dengan berbuat demikian, justru Israel kehilangan kemuliaan (Ayat 21- 22).
Kita perlu terus mengingat bahwa Allah tidak dapat diatur-atur, apalagi dipermainkan. Menurut laporan yang disampaikan oleh seorang prajurit yang selamat dari pertempuran kepada Imam Eli: “Orang Israel melarikan diri…, kekalahan yang besar telah diderita…, kedua anakmu Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas” (Ayat 17). Tepat sekali kalau kekalahan Israel terjadi karena Ikabod (Telah lenyap kemuliaan Allah dari Israel)
Apa yang dilakukan Israel mirip dengan apa yang sering dilakukan orang percaya masa kini. Kadang klaim akan janji Tuhan berubah menjadi pemerasan terhadap Allah: Kita menjebak Allah dengan menaruh janji firman tertentu untuk menghadapi masalah kita. Kita anggap Allah pasti tidak mau dipermalukan karena janji-Nya tidak digenapi. Padahal, upaya jebak-paksa rohani ini sering berakar dari salah pengertian kita tentang janji atau firman tersebut. Seharusnya orang percaya selalu ingat bahwa Allah tidak bisa dipaksa.
Di lingkungan komunitas orang percaya masa kini masih ada kepercayaan-kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap berkuasa. Masih ada orang percaya yang melakukan penyembahan berhala, masih mempunyai pegangan jimat, dan percaya takhayul. Ada bentuk takhayul yang sepertinya sangat rohani misalnya percaya adanya kuasa di dalam benda yang digunakannya, seperti Alkitab, hiasan salib, kalung salib, serta roti dan anggur Perjamuan Kudus.
Sahabat, jangan menjadikan benda-benda tersebut dan “aksesori Kristen” lainnya sebagai jimat. Benda benda tersebut tidak ada apa-apanya, atau bahkan kalau itu diilahikan kita sudah melanggar Hukum Kedua. Jangan ada jimat diantara kita. Wujudkan hidup kudus dimana segenap dosa cepat diselesaikan. Itu merupakan hidup yang berkenan kepada Tuhan sehingga tidak ada halangan Tuhan menyertai perjalanan hidup dan mencurahkan berkat-Nya atas kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang jimat?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tanpa kehadiran dan penyertaan Tuhan, hidup kita takkan berarti apa-apa. (pg).