Saudaraku, setiap orang punya kebanggaan bila mendapatkan pencapaian setelah bekerja keras. Ketika melihat pencapaian itu, hati merasa sukacita, semangat menyala dan bekerja dengan lebih giat lagi. Mari membaca sikap Yesus terhadap mereka yang bangga dengan pencapaian pelayanan dengan merenungkan Lukas 10:17-20.
Ada tujuh puluh orang yang dikirim Yesus keluar untuk mendahului kedatangan-Nya. Yesus melengkapi mereka dengan kuasa dan kemampuan yang luar biasa. Tentunya itu sangat membanggakan, bayangkan saja mereka bisa melakukan sesuatu yang dulu hanya dilakukan oleh orang-orang khusus: Mengusir setan. Wow .. luar biasa. Tidak heran mereka sangat takjub dan bersukacita dengan pencapaian itu.
Yesus juga sangat bersukacita namun Yesus memberikan catatan di akhir respon-Nya: Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga (Lukas 10:20). Bersukacita, boleh saja. Namun jangan terlalu euforia. Harus kembali kepada hal yang lebih penting yaitu nilai kekal dari pelayanan itu.
Pelayanan akan sangat membanggakan saat ada orang yang tersentuh dan mengalami perubahan setelah pelayanan itu. Takjub dengan kebesaran akan pekerjaan Tuhan dan melihat bukti janji Tuhan sehingga hidup penuh sukacita. Namun sebenarnya Tuhan sudah menyediakan hadiah yang lebih indah dari sekadar apa yang dilihat mata manusia, yaitu kekekalan.
Andaikan setiap orang menyadari bahwa pelayanan yang dikerjakannya memiliki nilai kekal, mungkin ia akan lebih bersungguh-sungguh melayani. Allah bersukacita dengan apa yang dilakukan manusia untuk kemuliaan-Nya, namun Allah ingin manusia juga melihat hadiah kekal yang disediakan bagi mereka yang mau sungguh-sungguh melayani-Nya.
Sayangnya, manusia hanya memandang apa yang dilihat oleh mata dan berhenti sampai pada sukacita dari apa yang dicapainya. Mari belajar untuk melihat lebih dari apa yang bisa dilihat mata manusia agar sukacita pelayanan itu sempurna. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)