Manusia membutuhkan makanan dalam hidupnya. Kalau tidak makan ia akan kelaparan dan tidak dapat bertahan hidup. Manusia perlu makan untuk hidup, tetapi ia tidak hidup untuk makan. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar makan yang seharusnya dicapai oleh manusia. Pada saat Iblis mencobai Yesus untuk merubah batu-batu menjadi roti, Ia menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4).
Sahabat, Tuhan Yesus tidak mengabaikan kebutuhan jasmani manusia. Ketika Ia melihat orang banyak yang sedang lapar, Ia memberi mereka makan. Jumlahnya ada 5000 orang laki-laki, belum termasuk kaum ibu dan anak-anak. Ia memberi mereka makan dengan lima roti dan dua ikan yang dipersembahkan seorang anak kecil. Apakah cukup? Lebih dari cukup, bahkan ada sisa dua belas keranjang. Mukjizat telah terjadi.
Orang banyak tertarik pada roti, tetapi gagal melihat Sang Pemberinya. Itulah yang seringkali menjadi kegagalan manusia: Mendambakan berkat lebih dari pada Sang Pemberi Berkat. Masalah inilah yang menjadi awal bagi Tuhan Yesus Kristus untuk membicarakan tentang roti hidup.
Maka Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Yohanes 6:24-40. Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:
- Siapa yang dimaksud dengan roti hidup itu?
- Bagaimana cara menerima roti hidup itu?
- Bagaimana memberitakan Kristus di dalam dunia yang cenderung menolak-Nya?
Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)