Ketika TONGKAT HARUN BERBUNGA

Ketika TONGKAT HARUN BERBUNGA

Sahabat, salah satu hobi saya dan istri di usia senior  yaitu cocok tanam di pot karena pekarangan rumah kami tidak luas. Pengalaman kami dalam bercocok tanam, cabang atau batang dari pohon yang baru ditebang, lalu  kita tanam di tanah, ada kemungkinan untuk hidup dan bertumbuh. Tapi kalau tongkat yang terbuat dari kayu yang sudah kering dan mati, tidak mungkin bisa hidup dan bertumbuh. Hanya grup band Koes Plus, untuk menggambarkan betapa subur tanah di Indonesia, dia menulis lirik di lagu Kolam Suu bahwa tongkat kayu dan batu jadi tanaman.

Tapi apa kata dunia,   ketika tongkat Harun bisa berbunga?

Untuk lebih memahami topik tentang: “Ketika TONGKAT HARUN BERBUNGA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 17:1-13  dengan penekanan pada ayat 3 dan 8.   Sahabat, lewat cara yang keras dan mungkin mengerikan, Tuhan telah menyadarkan umat akan hak Allah menentukan orang pilihan-Nya.

Kini, Tuhan sekali lagi menunjukkan siapa sebenarnya yang Ia pilih lewat mukjizat melalui sebatang tongkat. Setiap suku mendapatkan satu tongkat yang dituliskan nama kepala suku masing-masing. Suku Lewi mendapatkan satu tongkat yang bertuliskan nama Harun. Dua belas tongkat ini kemudian dikumpulkan Musa dan diletakkan di hadapan tabut perjanjian di kemah suci (ayat 6-7).

Sahabat, seperti dahulu, tongkat Musa menghasilkan keajaiban yang seharusnya membuat Firaun sadar berhadapan dengan orang pilihan Allah (Keluaran 7:10-13). Demikian pula diharapkan efek yang sama ketika umat melihat tongkat Harunlah yang secara ajaib bertunas, berbunga, dan berbuah dalam waktu satu malam (ayat 8). Benar saja, ketika orang Israel melihat hal tersebut, mereka tersentak disadarkan betapa mereka telah terlalu berani mendekat ke kemah suci untuk berlagak sebagai imam (ayat 12-13). Kengerian akan murka Allah yang baru saja mereka alami semakin menebal dengan demonstrasi tongkat Harun yang bertunas, berbunga, dan berbuah!

Tuhan sudah memilih suku Lewi, dan dari antaranya, Harun dan keturunannya untuk melayani di Kemah Suci dan menyelenggarakan ritual Taurat untuk kepentingan umat. Siapapun tidak berhak mempertanyakan apalagi menolak keputusan-Nya. Agar peristiwa pemberontakan tidak terulang, dan tidak ada gugatan lagi atas Harun dan keimamannya, tongkat Harun yang bertunas, berbunga, dan berbuah itu diletakkan kembali di hadapan tabut perjanjian di kemah suci (ayat 10).

Sahabat, saat ini adakah diantara Sahabat  yang mengalami bentuk-bentuk “kematian” seperti kekeringan rohani, kehilangan kasih mula-mula, tidak lagi merasa damai atau sukacita, merasa kariermu  saat ini mentok sehingga kehilangan gairah dan semangat, kepahitan dalam hubungan keluarga maupun berbagai kekecewaan lainnya yang merampas harapan-harapan dalam hidupmu, ingatlah bahwa Sahabat bisa kembali hidup, bertunas, berbunga dan berbuah pada saat kita kembali menggantungkan hidup kita ke dalam tangan Tuhan.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah berkat apa saja yang kamu peroleh. Selamat sejenak merenung. Ingatlah! Tuhan sanggup memulihkan dari beragam kematian dengan menumbuhkan tunas-tunas baru dalam hidup kita. (pg)

Renungan Lainnya