Sahabat, ada cukup banyak orang mengalami penderitaan yang berat dalam kehidupannya sebagai buah dari pengambilan keputusannya di masa lalu yang keliru karena tergesa-gesa dan tidak berpikir panjang.
Di satu sisi, kita merasa iba terhadap orang seperti itu. Namun, disisi lain, kita belajar bahwa persoalan hidupnya disebabkan oleh ketidakmengertiannya sendiri. Ketika seseorang tidak sungguh-sungguh mencari HIKMAT sebelum memutuskan sesuatu, ia akan menanggung akibat yang buruk di kemudian hari sebagai konsekuensinya.
Malcolm Muggeridge adalah seorang wartawan dan kritikus sosial yang terkenal dari Inggris. Ia beriman kepada Kristus pada usia 60 tahun. Di ulang tahunnya yang ke-75, ia memberikan 25 butir hasil pengamatannya yang mendalam tentang kehidupan ini. Salah satunya: “Saya tidak pernah bertemu seorang kaya yang bahagia, tetapi saya sangat jarang bertemu orang miskin yang tidak ingin menjadi kaya.”
Sebagaian besar dari kita tentu setuju bahwa uang tidak akan membuat kita bahagia. Namun menariknya, kita selalu ingin memiliki lebih banyak uang untuk memastikan pendapat kita.
Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Amsal dengan topik: “Ketika SALOMO berbagi HIKMAT”. Bacaan Sabda hari ini saya ambil dari Amsal 8:1-21. Sahabat, Amsal 8 berbicara tentang pentingnya kita mencintai dan memiliki hikmat. Hikmat adalah suatu ketrampilan hati yang berasal dari Tuhan dalam mengambil keputusan di tengah situasi tertentu berdasarkan pengetahuan, kecerdasan, dan sikap yang menghormati Tuhan (ayat 7, 9-10, 12-14). Orang yang berhikmat akan diganjar kebahagiaan, kehormatan, bahkan kehidupan yang menyenangkan Tuhan dan sesama.
Sahabat, kekayaan bersih Raja Salomo konon berjumlah lebih dari dua triliun dolar AS. Meskipun sangat kaya, ia sadar bahwa uang memiliki banyak keterbatasan. Amsal 8 didasarkan pada pengalamannya dan berisi “WEJANGAN HIKMAT” yang ditujukan kepada semua orang: “Hai, umat manusia, kepadamu aku berseru; setiap insan di bumi, perhatikanlah himbauanku. Yang kukatakan, betul semua, sebab aku benci kepada dusta.” (ayat 4 dan 7 BIS)
Salomo melanjutkan himbauannya: “Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya” (ayat 10-11).
Hikmat berkata, “Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan. Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan, supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka” (ayat 19-21).
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa hubungan hikmat dengan pengetahuan, kebenaran, dan keadilan?
- Apa saja berkat yang tersedia bagi orang yang mencintai hikmat?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Apakah Sahabat termasuk orang yang mencintai hikmat? Berdoalah supaya Sahabat diberikan kerendahan hati dan kecintaan akan hikmat. (pg).