Keledai itu binatang berkuku satu, mirip kuda kecil, bertelinga panjang dengan ekor yang hanya pada ujungnya berbulu. Keledai adalah salah satu hewan jinak yang sudah sejak lama berguna bagi kehidupan manusia, sebagai binatang beban, sarana transportasi, penarik kereta kuda maupun pembajak di ladang.
Sahabat, yang menarik, keledai itu bukan binatang yang pandai, dia menyimbolkan kebodohan. Ada pribahasa lama yang berbunyi: “Keledai tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kali”. Nah, apa jadinya ketika keledai bisa berbicara.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Ketika KELEDAI bisa BERBICARA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kitab Bilangan 22:21-35. Sahabat, Bileam yang dikenal oleh Balak sebagai orang yang memiliki kuasa untuk mengucapkan kutuk atau berkat, ternyata tidak dapat melihat malaikat Allah. Justru keledainya yang dapat melihat (ayat 23, 25, 27).
Sebelumnya pun, Bileam tidak dapat melihat bahwa kepergiannya ke Moab bersama para pemuka Moab sesungguhnya membangkitkan murka Allah (ayat 22). Mungkin, orientasinya pada waktu itu hanyalah tawaran imbalan yang besar dari Balak bila ia mau datang dan mengutuki Israel (ayat 17). Akibatnya, ia tidak menghiraukan larangan
Allah untuk pergi ke tempat Balak (ayat 12).
Jika Balak mengutus para pemuka untuk membujuk Bileam, Tuhan mengirimkan utusan-Nya untuk menghalangi kedatangan Bileam. Saat Bileam di tengah jalan, Malaikat Tuhan menghadang keledai yang dia tunggangi. Ini membuat sang keledai tidak mau melanjutkan perjalanan.
Bileam jadi marah hingga tega memukul keledainya dengan tongkat (ayat 27). Bahkan ia berniat membunuh keledainya, padahal keledainyalah yang menghindarkan dia dari kematian (ayat 23). Ia juga tidak mau mendengarkan perkataan keledai, yang dengan ajaib bisa berbicara kepadanya. Barulah setelah melihat Malaikat Tuhan yang menghalangi jalan si keledai (ayat 28-31), Bileam mengakui kesalahannya dan menyatakan kesediaannya untuk pulang, jika Tuhan menginginkan (ayat 34).
Namun Malaikat Tuhan menyuruh Bileam untuk tetap pergi, dengan satu syarat, ia harus berbicara sesuai perintah Tuhan (ayat 35). Kembali Bileam berjalan menuju tempat Balak, tetapi kali ini misinya akan tidak sejalan dengan keinginan orang Moab karena kali ini ia akan menyesuaikan dirinya dengan perintah Allah.
Sahabat, dari peristiwa ini ada pelajaran berharga, yaitu bahwa Tuhan bisa memakai apa saja dan siapa saja untuk menyatakan kehendak dan rencana-Nya. Bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil.
Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan tidak mungkin memakai hidupmu karena Sahabat merasa tidak punya sesuatu yang dapat dibanggakan, tak punya apa-apa, kemampuan pun serasa tak ada. Jangan sekali-kali menyerah pada keadaan yang membuat Sahabat kehilangan kesempatan untuk maju di dalam Tuhan.
Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, gumulilah di dalam saat teduhmu saat ini, jika Tuhan bisa memakai keledai, yang hanyalah seekor binatang, mungkinkah Tuhan memakai hidupmu untuk menggenapi rencana-Nya? Selamat sejenak merenung. Tuhan menolong dan memberkati. (pg).