Sahabat, masalah ketaatan adalah masalah yang mungkin mudah untuk dijalankan ketika kita sedang dalam keadaan tenang, tapi bisa menjadi sulit ketika kita berada dalam kesesakan. Kenyataannya ada banyak orang yang tergiur dalam berbagai godaan ketika berada dalam keadaan tertekan dan terjatuh ke dalam beragam alternatif yang mengarah pada kejahatan di mata Tuhan, atau bahkan kepada pilihan-pilihan yang jelas-jelas bertentangan dengan firman Tuhan sendiri.
Sesungguhnya tidak ada seorang pun manusia yang senang hidup menderita. Jika bisa tentu kita ingin hidup kita selalu lancar tanpa masalah. Namun dalam kehidupan kita tidak akan pernah selamanya berada dalam keadaan tenang. Ada waktu dimana kita mengalami kesulitan, dan disana sebenarnya iman kita diuji. Mampukah kita terus taat, tetap bersabar dan memercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, atau kita justru terjatuh akibat ketidaksabaran?
Ketaatan sungguh penting dan merupakan kunci penting untuk terjadinya pemulihan dalam hidup kita. Dalam keadaan seperti apapun kita tetaplah dituntut untuk taat dan setia sepenuhnya kepada Tuhan. Dia mampu melepaskan kita pada waktunya, Dia akan selalu bisa melakukan hal-hal yang mustahil sekalipun. Yakinlah ketaatan mendatangkan pemulihan dan keselamatan.
Untuk lebih memahami topik tentang: “KETAATAN mendatangkan PEMULIHAN dan KESELAMATAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kejadian 35:1-15. Sahabat, peristiwa yang dialami Yakub bersama seisi rumahnya membuat ia harus meninggalkan Sikhem (Kejadian 34). Kemudian Allah menyuruh Yakub pergi ke Betel dan mendirikan mezbah di sana bagi-Nya (ayat 1).
Sahabat, perlu dicatat, ada maksud dari perintah Allah kepada Yakub untuk pergi ke Betel. Allah ingin, supaya kelak, Yakub kembali ke sana dan hidup semakin taat kepada-Nya.
Untungnya, Yakub sadar akan rencana tersebut. Dia memerintahkan semua orang dan seisi rumahnya untuk membuang dewa-dewa asing dan menahirkan diri. Mereka mendengar dan melakukan apa yang dikatakan oleh Yakub (ayat 2-4). Ketaatan membuat Allah menyelamatkan Yakub serta seisi rumahnya. Tidak hanya itu saja, Allah juga berjanji memberkati Yakub bersama dengan keturunan-keturunannya kelak (ayat 5-12).
Di sini Yakub berhasil menjadi pemimpin yang baik bagi keluarga serta orang-orang terdekatnya. Itu ditunjukkan lewat ketaatannya kepada Allah. Yakub dapat mengajak mereka untuk taat yang mendatangkan pemulihan dan keelamatan bagi mereka.
Sahabat, dalam keseharian, kita mungkin masih belum mampu menjadi Yakub masa kini. Sebab kita sendiri pun terkadang masih sulit untuk memimpin diri sendiri, apalagi orang lain. Oleh sebab itu, marilah kita terus mengarahkan diri agar tetap hidup sesuai kehendak-Nya. Kita memohon agar Tuhan menuntun, sehingga kita bisa jadi pemimpin yang baik. Baik bagi diri sendiri, keluarga, gereja, dan masyarakat.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
- Bagaimana Tuhan Yesus menggambarkan orang yang taat? (Matius 7:24-27)
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan menuntut ketaatan kita sebagai bukti bahwa kita percaya kepada-Nya dan mengasihi Dia, tidak ada ketaatan tanpa ada bukti. (pg)