Shahbaz Bhatti, seorang politikus Kristen Pakistan yang berani membela hak-hak kaum minoritas di negaranya. Sebagai satu-satunya menteri Kristen dalam kabinet Pakistan, ia tahu bahwa suaranya bisa menjadi harapan bagi mereka yang tertindas. Ia bisa saja memilih jalan aman, tetap diam dan menghindari konfrontasi. Tetapi ia melihat bahwa inilah kesempatan dari Tuhan untuk melakukan sesuatu yang berarti. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk berdiri teguh membela kebenaran, bahkan ia tahu konsekuensinya bisa mengancam nyawanya. Pada 2 Maret 2011 Shahbaz akhirnya dibunuh oleh kelompok ekstremis karena perjuangannya. Namun kematiannya bukanlah akhir perjuangan justru menjadi awal bagi banyak orang semakin sadar akan ketidakadilan dan terus memperjuangkan hak asasi manusia.
Dalam Lukas 13:8, pengurus kebun anggur meminta tambahan waktu untuk merawat pohon ara yang belum berbuah dengan mengatakan, “Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya.”. Permintaan sang tukang kebun menggambarkan kesabaran Tuhan yang memberi kita kesempatan untuk berubah dan bertumbuh walau sepertinya Lelah menunggu hidup kita berbuah.
Mungkin kita merasa gagal atau tidak layak karena berbagai kekeliruan masa lalu yang telah kita lakukan, namun kesabaran Tuhan memberi kita waktu untuk menghasilkan buah pertobatan kita dan tidak langsung “menebang” kita. Jika hari ini kita merasa telah menyia-nyiakan waktu itu, jangan putus asa. Bangkitlah, Tuhan masih bekerja dalam hidup kita.
Mari kita manfaatkan kesempatan kedua yang bukan hanya bicara tentang tentang dimaafkan, tetapi juga tentang berubah dan bertumbuh. Ingatlah bahwa kegagalan bukan akhir kehidupan. Mari bangkit dan terus melangkah dan jangan biarkan diam-mu mengurung langkah-mu. (sTy)