KESALEHAN yang SEJATI

KESALEHAN yang SEJATI

Ritual keagamaan tanpa dilandasi motivasi yang benar sesungguhnya kurang berkenan di hati Tuhan. Sebab bila demikian, kesalehan seseorang hanya bersifat lahiriah semata. Itulah yang terjadi pada bangsa Israel.

Sahabat, hari ini kita akan mendalami topik tentang “Kesalehan yang Palsu dan Kesalehan yang Sejati”. Untuk itu Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 58:1-14.

Orang Israel yang mengaku diri sebagai umat Tuhan berlaku begitu religius. Setiap hari mereka beribadah kepada Tuhan dan mencari kehendak-Nya. Mereka juga setia melakukan perintah Tuhan (ayat 2). Dengan melakukan semua itu, umat merasa telah menyukakan hati Tuhan. Oleh karena itu alangkah terkejutnya mereka ketika menyadari bahwa ibadah mereka tidak membuat berkat Tuhan turun atas mereka (ayat 3).

Sahabat, mengapa Allah tidak menghiraukan ibadah umat? Karena tindakan religius umat ternyata penuh kemunafikan. Mereka berpuasa, tetapi tidak menunjukkan sikap relevan dengan mengurbankan segala hasrat mereka. Mereka tetap mengejar kepentingan pribadi dan memperlakukan orang lain dengan tidak layak (ayat 3-4).  Puasa mereka tidak bertujuan meratapi keberdosaan mereka, melainkan manipulasi agar Tuhan memberkati mereka.

Tentu saja puasa semacam itu  bukanlah jenis puasa yang diterima Allah. Puasa semacam itu hanya membuat orang menundukkan kepala dan bukan menundukkan hati di hadapan Allah. Mereka berpuasa dengan menggunakan pakaian berkabung, tetapi bukan karena meratapi ketidaktaatan mereka kepada Tuhan. Mereka mengira bahwa ibadah yang ditunjukkan dengan puasa dan pakaian kabung, lebih penting daripada sikap dan tingkah laku mereka. Pemahaman mereka ternyata berbanding terbalik dengan konsep Tuhan tentang ibadah.

Sahabat, berdasarkan perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong tuliskan ibadah yang berkenan dan menyenangkan hati Tuhan yang menyebabkan Dia akan menurunkan berkat-Nya kepada kita (Perhatikan ayat 6-12, dan 14). Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg)

Renungan Lainnya