
David Oyedepo adalah seorang pendeta, teolog, dan pendiri Winners’ Chapel, yang telag berkembang menjadi salah satu gereja terbesar di Afrika. Ia juga mendirikan Faith Tabernacle, Covenant University, dan menulis banyak buku rohani yang menekankan iman praktis. Meski memimpin pelayanan besar, Oyedepo menekankan kesederhanaan dalam pendidikan, kepemimpinan rohani, dan hidup beriman. Kesungguhannya menunjukkan bahwa kerendahan hati dapat melahirkan karya nyata yang memberkati banyak orang.
Manusia diciptakan untuk saling terhubung satu sama lain maka dalam relasinya manusia perlu untuk belajar menjaga kerendahan hati. Amsal 25:6 memperingatkan, “Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar.”. Peringatan ini menyadarkan agar kita tidak meninggikan diri di hadapan penguasa karena kehormatan sejati tidak lahir dari posisi, melainkan dari hati yang rendah. Ibrani 13 :1 menegaskan, “Peliharalah kasih persaudaraan.“. Rasul Paulus menekankan bahwa kasih persaudaraan, saling menolong, dan berbagi adalah bagian yang penting bagi komunitas iman. Tuhan Yesus sendiri bersabda dalam Lukas 14:10, ”Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”. Ayat ini mengajarkan bahwa siapapun yang memilih tempat rendah justru mendatangkan kemuliaan sejati. Kerendahan hati membuka ruang untuk relasi sebab orang yang tidak mencari hormat diri akan mampu memberi tempat bagi orang lain. Persahabatan sejati lahir ketika hati rela merendah dan lebih mengutamakan sesama. Kerendahan hati akan menurunkan ego namun meninggikan nilai persahabatan sejati.
(sTy).