BELAS KASIH ALLAH. Belas kasih mengandung arti bahwa kita peduli akan orang lain, menanggapi keadaan orang lain dengan kelemahlembutan, dan merasakan dorongan yang kuat untuk menolong mereka. Belas kasih yang benar merupakan perasaan empati yang bekerja. Berbeda dengan perasan simpati yang hanya merasa kasihan karena melihat orang lain menderita tetapi tidak bisa ikut merasakan apa yang diderita mereka.
Dalam pelayanan-Nya, Yesus selalu melandasinya dengan rasa belas kasih. Ia memandang bahwa manusia membutuhkan kasih yang besar. Hati Yesus hancur tatkala melihat orang yang sakit dan tak berdaya. Ia memperhatikan mereka dan berinisiatif untuk mengulurkan tangan.
Yesus menyatakan dirinya sebagai gembala yang baik kepada orang-orang telantar (Matius 9:36). Di Zaman Now, telantar juga tertuju pada orang yang punya status sosial baik, orang terpandang, kaya, berpendidikan tinggi tapi hidupnya kosong, terjerat pada kepalsuan dunia yang hampa. Gaya hidupnya hedonis tapi sebenarnya jiwanya kering dan telantar.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Ratapan dengan topik: “Keep Hoping on God’s Grace (Tetap Berharap pada Belas Kasih Allah)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Ratapan 2:1-22. Sahabat, murka Allah atas pengkhianatan umat-Nya memang mengerikan. Allah menghancurkan Yerusalem habis-habisan.
Allah menghempaskan kemuliaan (ayat 1-2) dan melemahkan kekuatan (ayat 3) Yerusalem. Ia menjadikan umat-Nya musuh yang harus dibasmi, yaitu sebagai sasaran bidik panah-Nya (ayat 4-5). Semua simbol relasi mereka dengan Diri-Nya seperti bait Allah dan mezbah, para pemimpinnya, serta tembok kotanya dimusnahkan (ayat 6-9).
Apa yang terjadi pada Yerusalem begitu mengenaskan sehingga respons yang tersisa dari penduduknya hanyalah berkabung tanpa dapat berkata-kata (ayat 10), termasuk untuk menjawab rengekan anak-anak mereka meminta makanan (ayat 12). Tidak seorang pun dapat menghibur Yerusalem. Para nabi palsu yang dahulu menyesatkan mereka dengan nubuat palsu, sekarang bungkam (ayat 14), bahkan bangsa sekeliling justru menyoraki mereka (ayat 15-16).
Sahabat, syukur Ratapan 2 tidak ditutup dengan perasaan putus asa yang berujung pada perbuatan nekad yang membawa kepada kehancuran dan kematian. Yeremia mengajak pembaca untuk membuka diri kepada Allah dengan tangis penyesalan yang mendalam sambil BERHARAP PADA BELAS KASIH ALLAH (ayat 18-22). Itulah seruan iman bahwa Allah tetap mengasihi mereka. Allah memang telah bertindak keras, tetapi Ia tidak pernah menyangkal kasih setia-Nya.
Pengharapan yang diungkap Yeremia terjawab tuntas dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Murka Allah yang dicurahkan, telah ditanggung Kristus di salib. Kita yang percaya beroleh pengampunan dan pemulihan!
Tuhan membutuhkan orang-orang yang siap melayani dengan hati yang penuh belas kasih saat melihat orang lain yang membutuhkan pertolongan. Sesungguhnya tidak ada orang yang tidak membutuhkan Kristus. Apakah hari ini Sahabat dan saya mau dipakai Tuhan menyalurkan kasih-Nya kepada orang lain yang membutuhkan? Tuhan menunggu jawaban kita. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 18-22?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.” (Roma 9:15). (pg).