KEDEWASAAN BERSIKAP dan KEBESARAN HATI

KEDEWASAAN BERSIKAP dan KEBESARAN HATI

Sahabat, dalam kehidupan bersama, termasuk dalam pelayanan di gereja dan lembaga gerejawi, pembedaan tugas tidak bisa dihindarkan. Tidak mungkin bila setiap orang harus mengerjakan pelayanan (tugas) yang sama! Sekalipun demikian, tugas bersama itu menuntut kedewasaan dalam bersikap: Yang tugasnya penting (terlihat serta disoroti dan  dikagumi banyak orang) tidak boleh sombong, sedangkan yang tugasnya terasa kurang penting (kurang terlihat dan kurang disoroti banyak orang) harus berbesar hati dan tidak boleh merasa iri. Dibutuhkan kedewasaan bersikap dan kebesaran hati.

Untuk lebih memahami topik tentang: “KEDEWASAAN BERSIKAP dan KEBESARAN HATI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Kitab bilangan 4:1-49. Sahabat, Kita perlu menyadari bahwa bani (keturunan atau suku atau kaum) Lewi terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Harun dan anak-anaknya yang merupakan kelompok imam dan keturunan Lewi yang bukan merupakan keturunan Harun. Harun dan keturunannya secara khusus bertugas melaksanakan peribadatan, sedangkan orang-orang Lewi yang bukan keturunan Harun menjalankan peran pendukung kegiatan peribadatan. Oleh karena itu, keturunan Harun adalah para imam, sedangkan orang Lewi yang bukan keturunan Harun bukanlah imam. Mereka sama sekali tidak boleh menjalankan peran sebagai imam. Tugas mereka adalah mengurus perabotan Kemah Suci.

Lewi memiliki tiga anak laki-laki, yaitu Gerson, Kehat, dan Merari, “Inilah nama anak-anak Lewi menurut urutan kelahirannya: Gerson, Kehat dan Merari. …” (Keluaran 6:15). Tapi kalau kita membaca Kitab Bilangan 4:18-33, kita akan mendapatkan susunan urutan yang berbeda yaitu Kehat (ayat 18-20), Gerson (ayat 22-28), dan Merari (ayat 29-33).

Sahabat, padahal dalam tradisi bangsa Israel, anak sulung itu mendapat tempat yang istimewa, sangat dihormati, didahulukan, dan diutamakan. Jadi bagi Gerson, yang diposisikan menjadi anak kedua (padahal menurut tanggal kelahiran dia anak sulung), dibutuhkan kedewasaan bersikap dan kebesaran hati. Saya angkat topi untuk Gerson karena tidak protes kepada Musa dan Harun.

Apalagi kalau kita melihat lingkup tempat tugas mereka: Bani Kehat bertugas di Ruang Mahakudus. Satu tempat yang paling terhormat dan sangat bergengsi. Sedangkan Gerson bertugas di Kemah Pertemuan. Demikian juga Merari  bertugas di Kemah Pertemuan.

Tugas khusus bani Gerson: Mereka harus mengangkat tenda-tenda Kemah Suci, dan Kemah Pertemuan tudungnya dan tudung dari kulit lumba-lumba yang ada di atasnya, tirai pintu Kemah Pertemuan, layar-layar pelataran dan tirai pintu gerbang pelataran yang ada sekeliling Kemah Suci dan mezbah, dengan talinya dan segala perkakas untuk pekerjaan jabatan mereka; dan mereka harus melakukan segala tugas yang perlu berkenaan dengan semuanya itu. (ayat 25-26)

Sedangkan tugas bani Merari: Mereka harus mengangkat papan-papan Kemah Suci, kayu-kayu lintangnya, tiang-tiangnya, alas-alasnya, tiang-tiang pelataran sekelilingnya, alas-alasnya, patok-patok dan tali-talinya, serta segala perkakasnya; semuanya termasuk tugas mereka. (ayat 31-32)

Di bagian akhir dari Kitab Bilangan 4, Musa mencatat: “Sesuai dengan titah TUHAN dengan perantaraan Musa, maka mereka masing-masing dibuat penanggung jawab atas apa yang harus dikerjakan dan diangkatnya. Demikianlah mereka dicatat, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.” ( ayat 49)

Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah hasil pengamatanmu di gerejamu masing-masing, bagaimana kerjasama dan kebersamaan antara Gembala Jemaat, Majelis Jemaat, Pengurus Komisi, Tata Usaha, Satpam dan Koster? Selamat sejenak merenung. Tuhan memberkati. (pg).

Renungan Lainnya