Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat penuh kasih. Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa kasih Allah itu hanya bisa kita rasakan dan nikmati. Kasih Allah itu begitu besar. Sungguh kita tidak dapat mengukur dan menghitungnya. Daud menggambarkan kasih Allah itu “sampai ke langit” (Mazmur 36:6) dan Rasul Paulus mendeskripsikan kasih Allah, “… betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,” (Efesus 3:18-b). Banyak cerita tentang cinta kasih yang ada di dunia ini, namun kesemuanya itu tidak bisa dibandingkan dengan kasih Allah. Kasih Allah itu sangat jauh berbeda dari kasih lain yang ada di dunia ini.
Di mana bedanya? Untuk menjawabnya mari kita akan belajar tentang kasih Allah dari satu perikop yang saya ambil dari 1 Yohanes 4:7-21 dengan judul “Allah adalah kasih”.
Dalam ayat 7 dan 8 dinyatakan bahwa kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
Sahabat, pernyataan “Allah adalah kasih” berarti kasih itu sumbernya dari Allah, dan karena Dia adalah sumber kasih, Ia tidak mungkin kekurangan kasih. Pernyataan Allah adalah kasih juga berarti bahwa Ia tidak dapat dipisahkan dari sifat dasarnya yaitu kasih. Itulah sebabnya Allah Mahapengasih, Mahapenyayang dan Mahapengampun. Jadi, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (ayat 10).
Adapun kasih Allah kepada kita adalah kasih yang tak bersyarat, “… Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8). Itu menunjukkan bahwa Allah mengasihi kita, apa pun dan bagaimana pun keadaan kita, “sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.” (Mazmur 103:12). Kita tahu bahwa timur dan barat tidak akan pernah bertemu. Sahabat, sesungguhnya hal tersebut merupakan gambaran pengampunan Allah: bila Ia menyingkirkan, menjauhkan, dan tidak mengingat-ingatnya lagi. Jelas sekali bahwa walaupun kita berdosa Allah tetap mengasihi kita. Karena Allah adalah kasih maka kasih merupakan hal yang sangat utama dalam kekristenan, itulah sebabnya Allah menghendaki agar anak-anak-Nya mewarisi karakter kasih ini. “… jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” (ayat 11).
Ingatlah! Sahabat, jikalau kita mampu mengasihi dan melepaskan pengampunan kepada orang lain, itu karena kasih dari Allah mengalir di dalam kita dan kita ada di dalam Dia, ” … Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” (ayat 16-b). Dari pihak kita hanya dibutuhkan kemauan, sedangkan kemampuan itu diberikan oleh Allah melalui Roh Kudus-Nya (2 Timotius 1:7). Roh Kudus yang ada di dalam kita itulah yang memampukan kita mengasihi dan mengampuni. Tuhan memberkati Sahabat dan keluarga. Tuhan selalu punya cara untuk mengasihi kita. (pg)
Shalom ….Selamat pagi Pak Paul.
Haleluya ….Puji Tuhan ????…kabar baik utk kita semuanya yg masih bisa menikmati sebagian dari Firman Tuhan pagi ini .
Trm ksh utk Renungan Firman Tuhan pagi ini yg menjadi Rhema utk kita , spy kita mengasihi sesama sebafaimana Alkah telah nengasihi kita melalui pengorbanan Kristus di kayu salib.
Kita harus mau melepas pengampunan bagi sesama… Immanuel
Tuhan Yesus Memberkati kita….Mari hidup di dalam kasih