JOHN CALVIN

JOHN CALVIN

Saudaraku, menjelang Hari Reformasi 31 Oktober, kita mengingat kembali John Calvin, yang menuliskan buku yang menentukan Reformasi dan menjadi pilar teologi Protestan. John Calvin atau Yohanes Calvin, 10 Juli 1509 – 27 Mei 1564 adalah seorang teolog, pendeta, dan reformis  Perancis yang tinggal di Geneve Swiss selama Reformasi Protestan. Ia adalah tokoh utama dalam pengembangan sistem teologi Kristen yang kemudian disebut Calvinisme.

Calvin menerbitkan lima edisi Latin Institutes of the Christian Religion, yang dikenal sebagai Institutio Christianae Religionis, yang dipandang sebagai karya teologi paling berpengaruh sepanjang masa:

Tahun 1536: Edisi Latin pertama diterbitkan saat Calvin berusia 26 tahun dan panjangnya hanya enam bab.

Tahun 1539: Edisi kedua isinya tiga kali lebih panjang dari yang pertama, dengan 17 bab tambahan.

Tahun 1543: Calvin menambahkan banyak tulisan lagi dan memperdalam bab tentang Pengakuan Iman para Rasul.

Tahun 1550: Hanya beberapa perubahan kecil ditambahkan ke buku.

Tahun 1559: Edisi terakhir Institutio, isinya sekitar 80% lebih banyak dari edisi sebelumnya, terdiri dari empat buku dengan 80 bab.

Pemikiran John Calvin tentang hubungan antara doa dan iman ada dalam Institutio edisi pertama tahun 1536, membahas topik-topik doa: Hubungan antara doa dan iman, Perlunya dan manfaat doa, Aturan-aturan untuk berdoa, Jenis-jenis doa, dan Kejadian-kejadian yang tidak disengaja dalam doa. Secara ringkas isinya:

Doa adalah latihan iman yang utama. Calvin percaya bahwa doa adalah cara utama untuk menjalani kehidupan beriman dan menunjukkan kerendahan hati di hadapan Tuhan.

Berdoa adalah kewajiban. Calvin percaya bahwa Allah memerintahkan manusia untuk berdoa, dan bahwa doa merupakan disiplin rohani yang penting dalam kehidupan Kristen.

Doa adalah cara untuk mengungkapkan kasih. Calvin percaya bahwa doa syafaat adalah cara yang ampuh untuk mengungkapkan kasih kepada orang lain.

Doa adalah cara untuk menemukan rencana Tuhan. Calvin percaya bahwa doa adalah cara untuk menemukan apa yang telah direncanakan Tuhan bagi manusia, dan untuk merasakan penghiburan yang datang dari Tuhan.

Doa adalah pergumulan antara iman dan kesalahan. Calvin percaya bahwa bahkan doa orang yang paling taat pun merupakan pergumulan antara iman dan pengakuan dosa yang telah dilakukan.

Maka cukuplah untuk mengatakan, bahwa permulaan doa yang benar timbul dari iman, dan bahwa iman timbul dari pendengaran akan firman Allah. Calvin menyebutkan:

Berdoalah dengan harapan yang pasti. Calvin percaya bahwa Tuhan menjawab doa, dan bahwa orang Kristen harus dikuatkan oleh harapan ini.

Berdoalah dalam nama Yesus. Calvin percaya bahwa Yesus adalah perantara dan penengah kita, dan bahwa kita harus berdoa dalam nama-Nya.

Doa adalah saluran yang melaluinya kasih Tuhan dan kasih kita kepada Tuhan mengalir bolak-balik. Calvin percaya bahwa ketika kita gagal berdoa, kita kehilangan comfort atau penghiburan/kenyamanan hati dan pikiran, yang dapat datang dari doa.

Calvin juga menuliskan: Mengapa kita HARUS BERDOA? 

Tuhan mengajarkan kita untuk berdoa, itu bukan untuk kepentingan Tuhan melainkan demi kita. Tuhan menghendaki, agar kita mengakui bahwa semua yang diinginkan atau dirasakan manusia sebagai berguna, mesti didoakan agar dapat diperoleh, dan hanya berasal dari-Nya. Jadi meskipun kita dalam kondisi lemah, Tuhan tetap bangun dan memerhatikan kita, dan kadang bahkan menolong kita tanpa diminta. Sangatlah penting bagi kita untuk terus memohon kepada-Nya:

Pertama, agar hati kita selalu berkobar dengan keinginan yang sungguh-sungguh dan berkobar untuk mencari, mengasihi, dan melayani-Nya.

Kedua, agar kita belajar untuk menempatkan semua keinginan kita di hadapan-Nya dan dengan demikian mencurahkan isi hati kita di hadapan-Nya;

Ketiga, agar kita dapat bersiap untuk menerima semua berkat-Nya dengan rasa ucapan syukur, dan doa mengingatkan bahwa semua itu berasal dari tangan-Nya. 

Saudaraku, masih panjang lagi yang diketengahkan Calvin agar kita selalu SETIA untuk BERDOA. Masalahnya, apakah kita SUDAH BERDOA,  atau hanya kadang-kadang berdoa, atau berdoa bila ada maunya? (Surhert).

Renungan Lainnya