Sahabat, hampir semua orang mengakui bahwa hari-hari yang sedang kita jalani saat ini adalah hari yang teramat sukar, terlebih-lebih dengan adanya pandemi Covid-19. Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas.
Pandemi Covid-19 ini benar-benar membawa dampak yang luar biasa di segala bidang kehidupan: Ekonomi menjadi sangat sulit, krisis terjadi di mana-mana, terjadi PHK secara besar-besaran, aktivitas manusia menjadi tersendat, proses belajar mengajar (pendidikan) menjadi terhambat. Banyak orang menjadi frustasi, kehilangan semangat dan putus asa, karena merasa sudah tak kuat lagi menanggung beban hidupnya yang semakin berat.
Dalam kelelahan yang sudah melebihi batas, biasanya orang akan diserang oleh rasa mengasihani diri sendiri. Saat tubuh dan jiwa merasa letih lesu dan berbeban berat, ingatlah: Tuhan penolong kita. Tuhan ada di pihak kita. Jangan cepat menyerah.
Untuk lebih memahami topik tentang: “JANGAN cepat MENYERAH”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 124:1-8 dengan penekanan pada ayat 8. Sahabat, Pemazmur begitu menyadari pertolongan Tuhan atas Israel setelah merenungkan kembali perjalanan dan sejarah hidup bangsanya. Betapa banyak musuh yang ingin menyerang dan menghancurkan, hendak menelan mereka hidup-hidup dengan amarah yang menyala-nyala (ayat 3). Mereka juga menghadapi ancaman bencana alam, yakni banjir (ayat 4).
Meski mereka menghadapi banyak ancaman, mereka tetap luput dari semua itu. Sebab Tuhan pencipta alam semesta menyertai dan menolong mereka (ayat 6, 8). Jika Tuhan pencipta semesta telah memihak mereka, bukankah tidak ada satu ciptaan pun yang bisa menyakiti mereka? Dikatakan bahwa Israel luput seperti burung dari jerat penangkapnya, bahkan jerat itu pun telah terputus (ayat 7).
Sahabat, sesungguhnya Mazmur 124 merupakan nyanyian ziarah Raja Daud ketika menghadapi persoalan dengan Absalom, anaknya sendiri yang memberontak (2Samuel 15). Dalam keadaan susah di pelarian, Daud mengalami pertolongan Tuhan. Hal itu membuat Daud tidak berputus asa, tetapi memiliki pengharapan yang kuat. Mazmur ini merupakan sebuah nyanyian ungkapan syukur karena Tuhan berpihak kepadanya (ayat 1-5) dan menyelamatkan jiwanya (ayat 6-7).
Kondisi hidup bisa jadi membuat kita susah dan merasa frustasi. Kita sudah berusaha sekuat tenaga, tetap saja belum ada terobosan yang berarti. Kita mungkin ingin menyerah. Pertanyaannya: Sudahkah kita berpaling pada Allah dan menantikan pertolongan-Nya?
Sahabat, sepatutnya kita bersyukur bila Tuhan masih berkenan mendidik kita melalui masalah sehingga kita boleh mendapat pengalaman berjalan bersama Dia. Dengan demikian iman kita semakin bertumbuh dan pada saatnya kita beroleh kekuatan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya.
Berdasarkan hasil peremunganmu dari bacaan kita pada hari ini, kerjakanlah beberapa tugas berikut ini:
- Jika Sahabat sedang ditindih dengan beban yang berat, apa yang sebaiknya engkau lakukan?
- Bagikanlah pengalamanmu bagaimana engkau dapat melewati Pandemi Covid-19 dengan selamat?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hatimu: Hendaklah hati kita meluap dengan ungkapan syukur, sebab kita mendapati bahwa Tuhan memihak kepada kita dan meluputkan kita dari malapetaka. (pg).