KAWAN SEJATI. Sahabat, dalam perjalanan hidup, akan ada banyak orang yang datang dan pergi silih berganti. Sebagian orang yang kita temui bisa pergi tanpa meninggalkan kesan apa pun, tetapi yang lain mungkin akan menjadi kawan, bahkan kawan sejati.
Memiliki kawan sejati bukan hanya bisa mengusir kesepian, tetapi juga baik untuk kesehatan mental. Namun perlu diingat, persahabatan yang sehat melibatkan komunikasi dua arah yang terbuka, artinya ketika kamu menganggap seseorang kawan sejatimu, pastikan ia pun menganggapmu sebagai kawan sejatinya.
Kawan sejati adalah seorang pendukungmu yang objektif. Dia selalu memberi dukungan, baik saat susah maupun senang. Ia akan dengan senang hati mendengarkan curahan hatimu. Ia menjadi pendengar yang baik dan sabar.
Ia juga menjadi orang yang membuatmu bangkit saat kamu sedang dihadapkan pada tantangan hidup. Sebuah studi mengungkapkan bahwa dukungan moril yang diberikan oleh kawan sejati dapat membantu seseorang melewati masa-masa yang berat di dalam hidupnya.
Selain itu, tanda seseorang merupakan kawan sejatimu adalah jika ia mampu menegur jika kamu melakukan hal-hal yang salah. Ketahuilah saat seorang kawan sejati menegurmu, semata-mata karena ia menngasihimu.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Samuel dengan topik: “Itai, The True Firiend of King David (Itai, Kawan Sejati Raja Daud)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Samuel 15:13-37 dengan penekanan pada ayat 21. Sahabat, Daud dikhianati anaknya sendiri. Absalom melakukan kudeta. Banyak orang Israel berbalik mendukung Absalom. Bukan hanya kehilangan takhta, nyawa pun terancam. Daud terpaksa meninggalkan istana. Sepanjang perjalanan, muncul tokoh-tokoh yang tetap setia kepadanya. Salah seorang kawan sejati Daud adalah Itai.
Dikisahkan bahwa pegawai istana, orang Kreti, Pleti, dan Gat (sekitar 600 orang) melarikan diri bersama Daud. Di antaranya adalah pengawal pribadi raja, termasuk Itai (orang Filistin). Ketika Daud melarikan diri dari Raja Saul yang ingin membunuhnya, ia bersembunyi di gua Adulam. Di situ ia bertemu dengan 30 orang pelarian dari berbagai bangsa. Bersama mereka, Daud membentuk kelompok Adulam. Mereka menjadi pasukan yang kuat dan setia kepada Daud.
Sahabat, setelah Daud menjadi raja, tim elite ini merekrut tentara baginya. Itai orang baru. Ia tidak punya riwayat bersama Daud. Lagi pula, masa depan Daud saat itu tidak jelas. Bisa jadi Absalom menangkap dan membunuh Daud dan semua pengikutnya. Maka, Daud menyuruhnya tinggal, melayani Absalom, yang sebentar lagi akan menguasai istana. Itai bersikukuh: “Demi TUHAN yang hidup, dan demi hidup tuanku raja, di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati, di situ hambamu juga ada” (Ayat 21). Kesetiaannya bukan demi Daud, tetapi juga demi Tuhan.
Daud tahu kejadian yang menimpanya merupakan penggenapan nubuatan nabi Natan atas perbuatannya terhadap Batsyeba dan Uria (2 Samuel 12:10-11). Itai tetap setia, meski tidak ada alasan baginya untuk bersikap demikian. Itai menjadi kawan sejati bagi Daud. Sesungguhnya hal tersebut menggambarkan kesetiaan Tuhan. Meskipun Daud manusia berdosa, Ia tidak meninggalkannya.
Sahabat, daripada mengeluh dan menyalahkan Tuhan pada saat susah, lebih baik memfokuskan diri kepada orang-orang yang tetap ada di sisi kita. Merekalah kawan sejati. Mereka menunjukkan kesetiaan dan pertolongan Tuhan pada saat paling dibutuhkan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pad hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami mengenai kawan sejati?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kawan yang setia di sisi kita pada saat kita mengalami kesusahan adalah kawan sejati. (pg).