In Quietness and Trust Shall be Your Strength

In Quietness and Trust Shall be Your Strength

TENANG. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tenang memiliki banyak arti, salah satunya: Tidak gelisah, tidak rusuh, tidak kacau, tidak ribut, aman dan tentram. Sesungguhnya saat kita merasa TENANG maka pikiran kita bisa menjadi lebih jernih dan tubuh kita bisa lebih peka merespons keadaan sekitar.

Bagi orang yang tidak bisa berenang, tercebur ke kolam yang dalam adalah pengalaman yang sangat menakutkan. Orang itu tentu membutuhkan pertolongan. Namun, supaya dapat ditolong dia harus TENANG, mendengarkan, dan menurut pada petunjuk penolongnya. KEPANIKAN hanya akan menambah bahaya baginya.

Sahabat, seringkali ketika kita menghadapi masalah dan tekanan hebat, kita menjadi PANIK dan akhirnya melakukan sesuatu yang justru kontra produktif. dalam KEPANIKAN orang cenderung berpikir praktis, tidak berpikir panjang.

Kebanyakan dari kita tidak bisa TENANG ketika permasalahan datang!  Tuhan mengajarkan kita untuk bersikap TENANG saat masalah datang menerpa:  ” Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.”  (1 Petrus 4:7b). Berdiam diri dengan mendekat kepada Tuhan membuat kita menjadi TENANG!

Hari ini bertepatan dengan Sabtu Sunyi, dengan keheningan dan keteduhan kita akan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: In Quietness and Trust Shall be Your Strength (Dalam Tinggal TENANG dan PERCAYA Terletak Kekuatanmu). Bacaan Sabda diambil dari Yesaya 30:1-17 dengan penekanan pada ayat 15. Sahabat, Yehuda sedang PANIK. Di tengah krisis, mereka sibuk mencari pertolongan dengan caranya sendiri. Mereka memutuskan untuk berlindung kepada bangsa lain yang mereka pikir lebih kuat daripada bangsa penyerang.

Mereka mencari perlindungan kepada Mesir dan melupakan Allah (ayat 2). Padahal, Tuhan menginginkan agar mereka tetap TENANG dan PERCAYA kepada-Nya. Firman Tuhan yang datang kepada mereka mengingatkan bahwa berharap kepada Mesir dan kekuatan perangnya hanya akan membuat mereka malu, sebab Mesir tidak akan berdaya menghadapi Asyur (ayat 3 dan 7).

Tuhan menyebut mereka sebagai anak-anak pemberontak, sebab sekalipun mereka adalah anak-Nya tetapi mereka tidak mau mendengarkan suara-Nya yang datang melalui nabi-Nya. Justru mereka membungkam dan mengusir nabi itu (ayat 10-11). Saat Tuhan meminta mereka tinggal TENANG dan berharap kepada-Nya, Yehuda justru sibuk dengan KEPANIKANNYA.

Sahabat, hampir pasti kita pernah mengalami peristiwa yang berat dalam hidup ini. Pada saat seperti itu, kita punya dua pilihan. Pertama, kita bereaksi terhadap KEPANIKAN dan berpikir pendek mengenai penyelesaian masalah sesegera mungkin. Kedua, kita merespons dengan berhenti sejenak untuk MENENANGKAN diri, berdoa memohon pertolongan Tuhan dan hikmat-Nya.

Cara pertama akan mendorong kita untuk mengambil pilihan yang tidak cermat bahkan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Cara kedua akan memberi kesempatan kepada Tuhan untuk bekerja menolong dan membuat kita berpikir jernih.

Sahabat, sebagai orang percaya, hendaklah kita belajar tetap TENANG di saat situasi gawat dan menakutkan, karena dalam tinggal TENANG dan percaya terletak kekuatan kita. TUHAN yang akan bertindak dan menyelesaikannya bagi kita. Mintalah kepada-Nya untuk memegang kendali dan menunjukkan jalan keluar.

Jangan mencari pertolongan dari manusia, karena itu akan mengecewakan kita. Taruhlah pengharapan hanya kepada Tuhan yang mengasihi kita dan yang tidak pernah mengecewakan! Kunci untuk hidup TENANG adalah memiliki penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN. KETENANGAN menimbulkan kekuatan untuk menghadapi persoalan apa pun. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
1.Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
2.Apa yang Sahabat pahami dari 1 Petrus 4:7-b?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Memilih tetap tenang dan percaya serta mengikuti kehendak Tuhan adalah pilihan yang terbaik. (pg).

Renungan Lainnya