IKAN mulai BUSUK dari KEPALANYA

IKAN mulai BUSUK dari KEPALANYA

Panggilan orang percaya adalah mendoakan pemerintah dan menjalankan kewajiban sebagai warga negara dengan baik. Ketika pemerintah berbuat salah, kita juga dipanggil untuk mengingatkan pemerintah, tentu dengan cara yang benar, santun dan demokratis. Sebagaimana peribahasa: “Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.”

Sahabat, mari kita ingat pepatah lama dari Turki: “Ikan mulai busuk dari kepalanya”. Pepatah tersebut  mencerminkan sebuah kebenaran bahwa kehancuran sebuah bangsa, negara, institusi, keluarga, maupun peradaban tidak dimulai dari rakyatnya, melainkan dari para pemimpinnya. Karena itu kita sebagai orang percaya punya tugas panggilan untuk berani mengevaluasi kinerja para pemimpin kita. Ingatlah: IKAN mulai BUSUK dari KEPALANYA.

Untuk lebih memahami topik tentang: “IKAN mulai BUSUK dari KEPALAnya”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 58:1-12. Sahabat, Kenyataan ini yang ditemukan oleh Daud: Ia melihat kejahatan merajalela dimana-mana. Para penguasa bertindak tidak adil dan korup. Hati mereka penuh kejahatan. Mereka menyalahgunakan dan menyelewengkan otoritas yang diberikan Allah untuk menegakkan keadilan-Nya di bumi.

Bukan kesejahteraan yang dihasilkan, melainkan penindasan, kekerasan, dan tipu daya (ayat 2-4). Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan. Itu sebabnya Daud melukiskan mereka sebagai bisa ular, ular tedung tuli (ayat 5-6). Karena hati nurani dan akal sehat mereka telah dimatikan demi kepentingan diri dan yang tersisa hanyalah kefasikan.

Namun Daud percaya bahwa Allah akan menegakkan keadilan-Nya dan menjatuhkan penghakiman-Nya atas kejahatan orang fasik. Ada enam gambaran penghakiman Allah atas kefasikan mereka, antara lain: Gigi mereka akan hancur dan patah; mereka akan hilang seperti air yang mengalir senyap; mereka menjadi rumput layu; mereka seperti siput yang berlendir; mereka seperti guguran perempuan; mereka akan merasakan api semak duri (ayat 7-10). Gambaran ini menunjukkan bahwa penghakiman Allah tidak kenal ampun. Saat penghakiman Allah datang, tiada satu pun yang tersisa dari mereka. Murka Allah akan meremukkan dan menghancurkan orang fasik.

Bagi orang benar, Daud memberikan penghiburan bahwa segala jerih lelah mereka hidup dalam kebenaran-Nya akan mendapat pahala. Segala penderitaan mereka akan berakhir karena keadilan-Nya telah ditegakkan. Martabat orang benar akan dipulihkan Allah. Sebab itu, Daud menghendaki orang benar selalu bersukacita (ayat 11-12).

Sahabat, berdasarakan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Dari hasil evaluasi Daud, apa yang dilakukan oleh para penguasa pada waktu itu? (Ayat 2-4)
  2. Bagaimana Daud melukiskan para penguasa? (Ayat 5-6)
  3. Bagaimana Daud menggambarkan penghakiman Allah atas kefasikan mereka? (Ayat 7-10)
  4. Apa yang akan dilakukan oleh Allah kepada orang-orang benar? (Ayat 11-12)

Selamat sejenak merenung. Yakinlah: Kita akan menuai dari apa yang telah kita tabur. (pg)

Renungan Lainnya