HUJAN. Sahabat, hujan sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Jika bumi tidak disirami hujan maka bumi akan mengalami kekeringan. Tumbuhan dan ternak akan mengalami kematian, sehingga banyak petani mengalami gagal panen. Masalahnya siapakah pemberi hujan itu?
Kita di Indonesia memang hanya mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Akan tetapi di Israel dan di kebanyakan negara beriklim sub tropis, terdapat empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Pada musim semi, tentunya tanaman mulai bersemi dan biasanya banyak hujan di musim semi, sedangkan memasuki musim panas, hujan biasanya akan mulai berkurang, serta suhu pun menjadi lebih panas daripada musim semi. Logikanya, banyak orang akan mengharapkan hujan di akhir musim semi sebagai persiapan untuk memasuki musim panas.
Masalahnya kepada siapa kita meminta hujan tersebut? Firman Tuhan jelas berkata bahwa kita seharusnya meminta hujan kepada Tuhan, dan memang seharusnya hanya kepada Tuhan. Mengapa demikian? Tentunya karena Tuhan sendirilah yang menciptakan alam semesta beserta isinya (Kejadian 1:1-31). Jika Tuhan adalah pencipta alam semesta, maka Ia juga berkuasa penuh atas alam semesta, termasuk dengan iklim dan musim.
Tuhan bisa menurunkan kemarau berkepanjangan hingga tiga tahun tidak turun hujan (Yakobus 5:17, 1Raja-raja 18:1), tetapi Tuhan juga bisa menurunkan hujan deras untuk mengakhiri kemarau tersebut (1Raja-raja 18:45). Terlebih lagi, Tuhan juga sanggup menurunkan hujan selama 40 hari dan 40 malam sehingga air memenuhi bumi dan membinasakan segenap makhluk hidup kecuali yang ada di bahtera Nuh (Kejadian 7:12). Tuhan menjanjikan hujan lebat kepada setiap orang yang meminta kepadanya. Tuhan melarang kita untuk meminta hujan selain kepada-Nya.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Zakharia dengan topik: “Idols in People’s Lives (Berhala dalam Kehidupan Umat)”. Bacaan Sabda diambil dari Zakharia 10:1-2. Sahabat, Tuhan kita adalah Allah yang kudus, sehingga ketika umat terus tidak taat, maka Tuhan pasti akan menjatuhkan hukuman (Keluaran 34:7). Apalagi jika dosa menyembah berhala, maka hukumannya bertambah berat.
Ayat pertama dimulai dengan seruan kepada umat untuk meminta hujan kepada Tuhan. Pasalnya, Tuhanlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras (Ayat 1). Tuhan juga yang memberikan kekeringan sebagai hukuman bagi umat yang melanggar perjanjian-Nya. Musa sudah memperingatkan hal itu seperti tertulis dalam Imamat 26:19 dan Ulangan 28:23. Secara tersirat, Tuhan meminta umat-Nya untuk bertobat serta meminta pengampunan-Nya. Jika mereka berbalik kepada Tuhan, Ia akan menurunkan hujan lebat dan tumbuh-tumbuhan pun akan tumbuh kembali di padang (Ayat 1b).
Sahabat, penyebab murka dan hukuman Tuhan terlihat pada ayat kedua. Di situ ditunjukkan bahwa umat sudah menyembah terafim, yaitu patung berhala rumah (Kejadian 31:19). Mereka juga datang kepada juru-juru tenung untuk mendapatkan penglihatan dan mimpi. Padahal, itu merupakan kekejian bagi Tuhan (Ulangan 18:10-12). Oleh sebab itulah, Dia menghukum umat-Nya dengan memberikan kekeringan sehingga mereka tercerai-berai seperti domba yang tidak bergembala.
Salah satu dosa yang sangat dibenci Tuhan adalah penyembahan berhala. Alasannya, TUHAN Allah kita adalah Allah yang cemburu (Keluaran 20:5). Oleh sebab itu, Tuhan akan menghukum dengan berat umat yang menyembah berhala. Dia bahkan akan membalaskan sampai kepada keturunan yang ketiga dan keempat (Keluaran 20:5). Namun, Tuhan Allah kita juga penyayang dan pengasih. Dia akan mengampuni pelanggaran, kesalahan, dan dosa (Keluaran 34:6) ketika umat bertobat.
Sahabat, mari kita meneduhkan diri: “Apakah masih ada berhala dalam kehidupan kita?” Berhala itu bisa saja berwujud kekuasaan, karier, harta, hobi dan lain-lain. Jika masih ada, mari segera bertobat. Penyembahan berhala adalah suatu kekejian di hadapan Tuhan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenungan kita dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang berhala pada zaman ini?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan ada berhala dalam bentuk apa pun diantara kita. (pg)