How We Will Be Remembered

How We Will Be Remembered

DIKENANG. Sahabat, semoga masih ingat dengan perihabahasa yang cukup familier di masyarakat kita:  “Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.” Peribahasa itu memiliki arti bahwa setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia.

Kenangan orang terhadap diri kita sangat tergantung pada perilaku dan iman kita semasa kita hidup. Orang akan mengenang bahwa kita adalah orang yang baik dan benar jika selama hidup, kita berperilaku baik di hadapan manusia dan hidup kita berkenan kepada Tuhan. Sebaliknya, orang akan mengenang kita sebagai orang yang jahat apabila kita berperilaku jahat dan mengabaikan Tuhan.

Sahabat, miliki kehidupan yang bisa memberkati untuk waktu yang lama bahkan setelah kita tiada adalah BENAR-BENAR SESUATU.  Hidup kita di dunia memang singkat, namun kenangan yang kita wariskan akan hidup selamanya. Seperti apa kita dikenang orang, akan terbentuk dari sikap dan cara hidup kita, keputusan-keputusan yang kita ambil, karya-karya yang kita hasilkan dan seberapa besar kita memberi dampak kepada hidup orang lain.

Ingatlah apa yang ditulis oleh Pengamsal: “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.” (Amsal 10:7).

Seperti apa kita dikenang akan sangat tergantung dari perilaku, keputusan, karya dan perbuatan kita di masa hidup. Kenangan akan kita bisa terus memberkati orang lain, tapi sebaliknya bisa pula “membusuk” di ingatan orang lain. 

Ada orang yang dikenang sebagai pribadi yang ramah, murah hati, setia kawan, sangat bersahabat, humoris,  pintar,  rajin dan sebagainya. Sebaliknya tidak sedikit pula orang yang terlupakan oleh waktu,  atau bahkan dikenang sebagai sesuatu yang negatif, seperti koruptor,  pemarah,  penghujat, ringan tangan, suka mengutuki orang lain,  penipu, orang tidak tahu sopan, oportunis tulen dan sebagainya.

Sahabat, wajar jika kita rindu untuk meninggalkan kenangan yang baik bagi sesama kita. Tentu saja, bukan supaya mereka mengingat bahwa diri kita orang yang baik, melainkan supaya mereka dapat melihat kebaikan Tuhan. Melalui kebaikan-kebaikan kita, kiranya orang-orang di sekeliling kita bisa bersyukur dan melihat kasih Tuhan. Sebaliknya pula, kiranya kita senantiasa menyimpan kenangan tentang kebaikan hati sahabat-sahabat kita.   

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “How We Will Be Remembered (Seperti Apa Kita Akan Dikenang)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 15:1-38. Sahabat, dalam Alkitab, kisah raja-raja Israel dan Yehuda selalu dilengkapi dengan catatan tentang perilaku raja-raja tersebut. Catatan tentang perilaku para raja selalu mengungkapkan penilaian tentang apakah kehidupan raja-raja itu dipandang sebagai benar atau jahat di hadapan Tuhan. Dengan demikian, kisah para raja Yehuda dan Israel itu merupakan pembelajaran bagi kita saat ini, agar kita tidak mengikuti jejak raja-raja yang jahat, melainkan kita didorong untuk hidup secara benar di hadapan Tuhan dengan mengikuti teladan raja yang hidup secara benar itu. Azarya atau disebut Uzia (dalam 2 Tawarikh) adalah raja Yehuda yang mula-mula melakukan apa yang benar di mata Tuhan (Ayat 1-3).

Akan tetapi, kesuksesan yang ia raih membuat ia menjadi tinggi hati, lalu ia berubah setia kepada Tuhan, sehingga akhirnya Tuhan menimpakan tulah berupa penyakit kusta kepadanya sampai hari kematiannya (Ayat 4-5; 2 Tawarikh 26:16). Raja-raja Israel berikutnya yaitu Zakharia, Salum, Menahem, Pekahya, dan Pekah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (Ayat 8-31). 

Mengingat para raja Israel tidak menaati perintah Tuhan, kerajaan Israel makin lama makin gagal menjadi bangsa yang berkenan kepada Tuhan. Sebaliknya, Yotam, raja Yehuda, melakukan apa yang benar dimata Tuhan. Yotam menjadi kuat, karena ia mengarahkan hidupnya kepada Tuhan, Allahnya (Ayat 32-38; 2 Tawarikh 27:6).

Sahabat, apa yang akan dikenang oleh orang lain tentang diri kita? Apa yang kita tinggalkan? Warisan karakter yang baik dan iman yang teguh atau perilaku yang buruk dan jauh dari Tuhan, ditentukan oleh perilaku kita saat ini di sini sampai saat kita menutup mata. Maka jagalah perilaku dan iman kita kepada Tuhan agar nama Tuhan ditinggikan dan kita menjadi berkat bagi banyak orang! Haleluya! Tuhan itu hidup. Bersyukurlah!

2

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari Amsal 10:7?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Belum pernah ada seorang pun dalam sejarah yang menuntut kehidupan serba mudah yang namanya layak dikenang. (Theodore Rosevelt). (pg).

Renungan Lainnya