Saudaraku, ada dua orang yang penasaran dengan kehadiran Yesus namun mereka tidak memiliki keinginan untuk mengikut-Nya. Kedua orang itu bernama Herodes. Mari membaca dan merenungkan Lukas 9:7-9.
Herodes adalah nama keluarga yang berkuasa di daerah Yudea. Ada dua Herodes yang menaruh rasa penasaran kepada Yesus, yaitu:
- Herodes Agung
Dialah yang memerintahkan pembunuhan anak-anak di Betlehem (Matius 1 : 16-17) . Ia penasaran dengan raja yang baru lahir untuk membunuhnya.
- Herodes Antipas
Herodes Antipas inilah yang dikisahkan dalam Lukas 9. Ia adalah penguasa yang sudah membunuh Yohanes Pembaptis.
Ada rekam jejak yang mirip antara ayah anak itu yaitu ingin melihat Yesus. Herodes Antipas penasaran dengan Yesus karena mendengar isu-isu tentang diri Yesus yang saat itu sudah melakukan banyak mukjizat dan menarik perhatian banyak orang. Herodes ingin bertemu dengan Yesus.
Penguasa Yehuda yang tertarik dengan Yesus adalah Herodes Antipas. Apa yang menarik Herodes untuk mencari Yesus? Herodes ingin membuktikan berbagai isu tentang Yesus: Isu bahwa Yesus adalah Elia, Yesus adalah nabi dan Yesus adalah Yohanes Pembaptis. Bukti. Ya, Herodes mencari bukti dari setiap fenomena yang terjadi. Ia ingin Yesus melakukan mukjizat di depannya (Lukas 23:8).
Herodes bukan orang bodoh yang gampang termakan isu. Namun menariknya saat ia bertemu Yesus di pengadilan, Herodes harus kecewa karena Yesus tidak seperti yang ia bayangkan. Yesus hanya diam tanpa menjawab semua pertanyaan Herodes. Herodes yang kecewa pada akhirnya mengejek dan mengolok Yesus (Lukas 23:11). Yesus ternyata tidak sehebat isu yang dia dengar, Yesus bukan siapa-siapa. Herodes kecewa berat.
Salah satu alasan orang tertarik dan mengikut Yesus adalah keinginan untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ia hadapi. Ia sangat menginginkan Yesus menjawab seperti yang dia inginkan, apalagi ia mendengar bahwa Yesus dapat menjawab setiap permasalahan. Namun dia akan sungguh kecewa karena ternyata seringkali Yesus bahkan tidak menjawab setiap masalah dengan cara yang diinginkannya dan ini bisa menjadi titik kritis imannya.
Bila ia mampu untuk memperbaiki kembali fokus imannya, maka ia akan belajar bahwa yang terpenting adalah mengikuti kemauan Kristus dan bukan keinginannya sendiri. Namun bila ia gagal fokus, ia akan menjadi seperti Herodes yang mengolok-olok Yesus gegara tidak mendapatkan jawaban dari apa yang dia inginkan. Oleh karena itu perlulah setiap pengikut Kristus mengevaluasi diri setiap saat dan selalu bertanya: Masihkah Yesus yang menjadi fokus hidup saya?
Apakah Yesus adalah jawaban dalam kehidupan? Ya, itu pasti. Namun setiap manusia diminta untuk tunduk pada kehendak-Nya dan tidak memaksa-Nya melakukan yg diinginkan manusia. Mari selalu waspada dengan target kita sendiri, bahkan saat semua seakan dibungkus dengan perkara rohani.
Sebuah quote dari CH Spurgeon mengatakan: Jika anda lebih berbahagia dengan pemberian Tuhan dibandingkan dengan Tuhan sendiri, sebenarnya anda sedang menciptakan tuhan selain Dia. Mari kenali Yesus sebagaimana yang Yesus inginkan dan bukan seperti yang kita inginkan. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)