Haleluya! ALLAH kita UNIK

Haleluya! ALLAH kita UNIK

Haleluya! Sahabat, sering kita mendengar dan mengucapkan kata UNIK. Apa itu unik? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), unik yaitu tersendiri dalam  bentuk atau jenisnya; lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain.  

Salah satu sifat manusia adalah kagum akan hal-hal yang unik. Sesuatu yang unik akan bernilai lebih, dan keunikan itu kita sematkan pada sesuatu atau satu pribadi yang tidak ada bandingannya. Sudahkah kita  menyadari betapa uniknya Allah kita. Betapa uniknya manusia ciptaan-Nya.

Pernahkah Sahabat berpikir,  sudah berapa banyak manusia yang pernah hidup di muka bumi ini semenjak Adam dan Hawa? Adakah yang pernah  sama persis dari ujung rambut sampai ujung kaki? Yang kembar siam sekalipun masih juga bisa kita bedakan. Tidak pernah ada  seorang pun dari kita yang  sama persis. Masing-masing dengan keistimewaannya sendiri, masing-masing dengan keunikannya sendiri, sifat, hobi serta kemampuan atau talentanya sendiri. Betapa uniknya Sang Pencipta dan ciptaan-Nya.

Untuk lebih memahami topik tentang: “HALELUYA!  ALLAH kita UNIK”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 147:1-20. Sahabat, Mazmur 147 menguraikan keunikan Allah yang hidup. Allah membangun kota di mana umat-Nya menyembah Dia, dan memulihkan mereka yang patah hati (ayat 2-3).

Dia berdiri sebagai pembela kaum yang lemah dan menentang mereka yang fasik (ayat 6). Allah menciptakan bumi dan memelihara segenap ciptaan (ayat 8-9). Ia meneguhkan umat-Nya dan memberkati mereka dengan kesejahteraan hidup (ayat 13-14). Dengan kuasa firman-Nya, Ia memerintah bumi (ayat 15-18) dan berkomunikasi dengan umat pilihan-Nya (ayat 19). Inilah rangkuman segala karya Allah yang diberikan secara unik dan khusus kepada umat-Nya (ayat 20).

Sahabat, Pemazmur menegaskan bahwa semua tindakan Allah dikerjakan semata-mata oleh kedaulatan-Nya, tanpa meminta nasihat dari ciptaan-Nya. Maka, satu-satunya respons yang tepat adalah: “Haleluya!” (ayat 1, 20). Pujian inilah yang mengawali dan mengakhiri Mazmur.

Allah yang kita sembah di dalam Alkitab adalah Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun dan siapa pun  di dunia ini. Allah kita benar-benar unik. Maka, memuliakan Allah adalah sikap dan tindakan yang seharusnya muncul secara alami dari dalam diri kita.

Sayangnya, manusia memilih untuk menghindari Allah. Dosa menjadi penghalang bagi kita untuk melihat dan mengenali kemuliaan Allah yang unik. Keunikan Allah justru digantikan dengan apa yang fana dari dunia ini. Itulah sebabnya, Pemazmur mengingatkan kita kepada pelbagai karya Allah. Dunia tidak mengenali firman Allah, tetapi kita dapat melihat kuasa Allah dan mendengarkan pengajaran-Nya. Seunik itulah pengenalan kita akan Allah! Maka, sekarang kita hidup untuk Allah yang unik, dalam arti menyembah-Nya sebagai satu-satunya Allah yang sejati.

Sahabat, kemegahan Allah dinyatakan ketika Dia mampu memperlihatkan keunikan-Nya yang melampaui siapa pun. Kepada Allah yang demikian kita bermazmur dan menyanyikan: “Haleluya!” 

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pengertian baru apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Menurut pemahaman Sahabat, apa yang unik dari Mazmur 147?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;”  (Mazmur 147:3). Haleluya!. (pg).

Renungan Lainnya