God’s Punishment for the Nation of Judah

God’s Punishment for the Nation of Judah

NGERINYA MURKA ALLAH. Mungkin hampir semua dari kita punya pengalaman pernah dimarahi orang lain, paling tidak oleh orang tua kita sendiri.  Bagaimana perasaan Sahabat ketika orang tersebut marah? Apa yang Sahabat rasakan atau alami? Apakah kemarahan itu membuat Sahabat takut atau bahkan sampai menimbulkan trauma? Nah, orang Israel beberapa kali menerima murka Allah. Murka-Nya tersulut karena umat mengabaikan peringatan-peringatan yang disampaikan melalui  para nabi-Nya.

Pelajaran bagi umat Tuhan sepanjang abad adalah ketika umat mengabaikan peringatan dan dengan sengaja melanggar kehendak Allah, Ia tidak akan segan-segan menghukum. Karena itu mari kita berbalik kepada Tuhan dan senantiasa hidup seturut kehendak-Nya supaya kita tidak harus menerima murka-Nya yang sungguh-sungguh mengerikan.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: “God’s Punishment for the Nation of Judah (Hukuman Allah atas Bangsa Yehuda)”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yeremia 16:1-21. Sahabat, jika seandainya saat itu saya berdiri sebagai nabi Yeremia, tentu hati dan pikiran saya dipenuhi dengan TANDA TANYA BESAR. Mengapa? Karena perintah-perintah Tuhan yang saya terima itu sangat sulit untuk diterima oleh akal sehat, sangat aneh-aneh, tidak lazim, dan sangat sulit  diterima karena kita itu makhluk sosial. Tentu saya akan menghadapi pergumulan yang amat sangat berat untuk melaksanakan perintah-perintah tersebut.

Dalam bacaan kita pada hari ini, kita akan menemui banyak hal yang  sungguh terbalik dari kebiasaan pada umumnya. Sesuatu yang aneh bagi manusia, namun tidak untuk Tuhan. Kehidupan Yeremia dipakai untuk menggambarkan hukuman Tuhan.

Sahabat, ada sejumlah LARANGAN yang harus Yeremia lakukan. Pertama, jangan mengambil istri dan mempunyai anak-anak lelaki dan perempuan (ayat 1dan 2). Kedua, jangan pergi ke rumah duka, meratap dan turut berdukacita (ayat 5). Ketiga, jangan duduk, makan, minum, dan masuk ke rumah orang yang mengadakan perjamuan (ayat 7 dan 8).

Selanjutnya dapat kita temukan bahwa di Yehuda akan ada malapetaka besar: Kematian karena penyakit, peperangan, dan kelaparan (ayat 4). Tuhan telah menarik damai sejahtera, kasih karunia, dan belas kasihan-Nya (ayat 5). Tuhan juga menghentikan suara kegirangan dan sukacita dari tengah-tengah mereka (ayat 9). Hal tersebut mengingatkan kita  bahwa sesungguhnya segala yang kita miliki adalah pemberian Tuhan, Dia sanggup dan punya hak untuk mengambil kembali.

Luar biasa mengerikan, Tuhan tidak main-main dengan hukuman yang diberikan kepada umat-Nya. Yeremia diperintahkan untuk mengingatkan bahwa meninggalkan Tuhan, tidak berpegang pada taurat-Nya, dan mengikuti kedegilan hati yang jahat merupakan KESALAHAN dan DOSA. Allah sanggup memakai siapa saja untuk menghukum umat-Nya dengan hukuman yang melebihi perbudakan di Mesir.

Kabar baiknya, Tuhan  juga sanggup melepaskan dan menyelamatkan umat-Nya dari penderitaan dan hukuman. Hal itu menjadi peringatan bagi kita bahwa dosa yang tidak dibereskan akan berbuah menjadi hukuman.

Sahabat, HUKUMAN TUHAN  dapat berlaku bagi SIAPA SAJA. Jangan kita terus-menerus melakukan kesalahan dan dosa. Sejarah bangsa Yehuda mengingatkan kita agar tidak bermain-main dengan KESABARAN TUHAN. Kita harus hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita harus dengar-dengaran dan melaksanakan firman-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 19-21.

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kitalah umat yang dituntun-Nya keluar dari kegelapan menuju kehidupan kekal! Maka marilah bersaksi bagi-Nya. (pg).

Renungan Lainnya