KASIH ALLAH. Jikalau kita membaca Alkitab, kita mengetahui bahwa Allah adalah kasih yang dinyatakan dengan mengasihi manusia. Walau manusia sudah jatuh dalam dosa, memberontak terhadap Allah, melanggar apa yang diperintahkan-Nya, Allah yang membenci dosa tetap mengasih manusia.
Allah bisa menghukum , memusnahkan manusia, dan menciptakan manusia lagi, tetapi hal itu tidak dilakukan Allah tetapi Allah tetap mengasihi manusia berdosa. Allah mengasihi manusia sebelum manusia mengasihi Allah, bukan karena sesuatu yang dilakukan manusia, jasa manusia, tetapi karena Allah mengasihi manusia. Karena Allah adalah kasih! Itulah kasih karunia, anugerah Allah.
Di Alkitab begitu banyak contoh Allah mengasihi manusia. Salah satu contoh : Allah mengasihi orang Niniwe. Di dicatat di Alkitab orang Niniwe yang begitu jahat sekali, begitu kejam bahkan menurut catatan bila ada raja musuh mereka tertangkap akan dikuliti.
DI Alkitab dinyatakan kejahatan orang Niniwe sudah sampai kepada Allah dan Dia akan memusnahkan orang Niniwe. Sebelum hal tersebut dilakukan, Allah mengutus nabi Yunus untuk memberi peringatan kepada mereka. Nabi Yunus mengatakan, 40 hari lagi kota Niniwe akan ditunggangbalikkan. Tetapi segenap orang Niniwe menyesal dan bertobat. Akhirnya karena kasih, Tuhan tidak jadi menghukum mereka. Ini menunjukkan kasih Allah yang begitu besar.
Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat mempelajari pasal terakhir dari kitab Yunus dengan topik: “God Loves All Nations (Tuhan Mengasihi Semua Bangsa)”. Bacaan Sabda diambil dari Yunus 4:1-11 dengan penekanan pada ayat 11. Sahabat, Yunus diutus Tuhan untuk memberitakan penghukuman atas Niniwe yang jahat. Namun ternyata mereka semua bertobat, berpaling dari kejahatannya. Tuhan pun mengampuni mereka. Dia urung menimpakan hukuman atas mereka.
Tapi apa yang terjadi dengan Yunus? Bukannya senang, Yunus justru marah. Ia membenci penduduk Niniwe. Mereka adalah musuh bangsanya. Ia menginginkan kehancuran mereka. Itu sebabnya ia lari ketika pertama kali Tuhan mengutusnya untuk memperingatkan kota itu.
Sahabat, dalam kemarahan, ia pergi ke sebelah timur kota itu, mendirikan pondok, sambil menantikan sesuatu terjadi atas Niniwe. Secara ajaib, Tuhan menumbuhkan sebatang pohon untuk menaungi Yunus dari panas. Itu membuatnya terhibur dan bersukacita. Namun esoknya seekor ulat menggerek pohon itu hingga layu. Yunus kembali marah kepada Tuhan. Saat itulah Tuhan memberinya pelajaran kepadanya (Ayat 6-10).
Yunus bersukacita atas sebatang pohon yang menaunginya. Ia berduka ketika pohon itu mati. Tetapi terhadap lebih dari 120 ribu orang yang bertobat, ia justru marah. Tuhan menunjukkan bahwa Dia sangat berduka ketika orang-orang binasa. Dia menginginkan pertobatan dan keselamatan mereka.
Sahabat, Tuhan menunjukkan bahwa Dia bukan hanya mengasihi Israel, tetapi bangsa-bangsa lain juga. Tuhan mengasihi semua bangsa. Tuhan ingin Yunus bersukacita bukan karena hal-hal yang sementara dan menyenangkan baginya serta menguntungkannya, tetapi atas sesuatu yang bernilai kekal, yaitu ketika orang-orang mengalami kasih dan pengampunan-Nya, serta berbalik kepada-Nya. Kiranya itu juga menjadi sukacita kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang Kasih Allah?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Menyaksikan orang-orang mengalami kemurahan dan kebaikan Tuhan seharusnya membuat kita bersukacita. Itulah sukacita yang benar! (pg).