God is the Best Help Provider

God is the Best Help Provider

PERTOLONGAN TUHAN. Sahabat, Pemazmur bersaksi: “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” (Mazmur 121:2).Kita yakin dan percaya bahwa Yesus, Tuhan kita, akan senantiasa dan setiap saat menolong kita. Namun sungguh ironis bahwa ada cukup banyak diantara kita ternyata seringkali tidak menyadari adanya PERTOLONGAN TUHAN terjadi atas diri kita, yang kemudian kita abaikan dan membiarkannya berlalu begitu saja.

Yesus senantiasa menolong kita melalui orang-orang lain, melalui peristiwa-peristiwa atau peluang-peluang yang terjadi atas diri kita. Bahkan kadang tampak hanya sebagai suatu kebetulan atau terjadi sekilas bagaikan angin lalu belaka. Karena itu cukup banyak diantara kita yang kurang menanggapi atau bahkan cuek terhadap segala peluang atau peristiwa yang muncul di dalam kehidupan kita, dan lebih parah lagi sering tidak menyadari bahwa kejadian itu  sebenarnya merupakan  suatu PERTOLONGAN TUHAN.

Saya yakin, cukup   banyak diantara kita  yang sudah pernah membaca atau mendengar cerita perumpamaan tentang seseorang yang menolak semua pertolongan yang ditawarkan oleh orang-orang ketika ia sedang berada di rumah yang sedang mengalami kebanjiran karena ia sudah berdoa mohon pertolongan Yesus dan yakin bahwa Yesus sendiri nanti akan datang menolong dia. Pada saat ia akhirnya mati tenggelam dan mengajukan protes kepada Yesus di surga, mengapa ia tidak ditolong ketika mengalami kebanjiran, Yesus berkata: “Bukankah Aku sudah tiga kali mengirim pertolongan kepadamu, namun engkau menolaknya, bukan?”

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “God is the Best Help Provider  (Tuhan adalah Penyedia Pertolongan Terbaik)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 7:1-20 dengan penekanan pada ayat 3. Sahabat, kota Samaria telah diasingkan dan dikepung oleh tentara-tentara Aram.  Tentara Aram mengisolasi kota, memutuskan jalur distribusi makanan dan hubungannya dengan dunia luar.  Akibatnya kelaparan terjadi di mana-mana.  Kematian mengancam semua orang, kaya maupun miskin.

Dalam situasi seperti itu nabi Elisa menubuatkan,  “Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria.”  (Ayat 1).  Tetapi salah seorang perwira raja mencemooh nubuatannya, namun Elisa pun menimpalinya,  “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”  (Ayat 2).  

Sahabat, di situ ada empat orang yang sakit kusta yang tidak mendengar nubuatan Elisa karena mereka tingggal di luar kota (di depan pintu gerbang).  Yang mereka tahu hanyalah bencana kelaparan, maka berkatalah mereka satu sama lain,  “Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati?  Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati.”  (Ayat 3 dan 4).  

Sahabat, dalam situasi yang tiada pengharapan lagi mereka mengambil tindakan berani: Masuk perkemahan tentara Aram.  Perkara ajaib terjadi:  Oleh karena Tuhan, dibuatnya tentara Aram lari tunggang langgang meninggalkan kemahnya dan segala perbekalannya.  

Singkat cerita, keempat orang ini melaporkan kejadian ini kepada raja.  Akhirnya orang-orang Samaria pun beroleh jarahan yang banyak di tengah kelaparan.  Sedangkan perwira raja yang meremehkan nubuatan nabi Elisa harus menanggung akibatnya, dia mati terinjak-injak.

Sahabat, seberat apa pun pergumulan kita, asal kita datang kepada Tuhan dan memohon belas kasihan-Nya, pertolongan pasti disediakan Tuhan bagi kita. Tuhan adalah penyedia pertolongan terbaik. Dia tidak pernah kekurangan cara untuk menolong kita.  Kuncinya adalah percaya dan bertindak dengan iman.  Yakobus mengingatkan kita:  “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”  (Yakobus 2:17).  Jika keempat orang kusta itu hanya duduk-duduk dan menyerah pada keadaan, mereka pasti akan mati kelaparan! Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil renunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari surat Yakobus 2:17?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan menyerah kepada keadaan, bangkit dan percayalah kepada Tuhan, karena bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil. (pg).

Renungan Lainnya