TERLAMBAT. Sahabat, saya sedang membicarakan terlambat dalam arti lewat dari waktu yang ditentukan. Dengan demikian pasti kerabat terdekatnya adalah waktu. Sampai saat ini cukup banyak masyarakat yang sangat suka berperilaku terlambat. Karena minimnya protes, maka terlambat menjadi membudaya.
Ketika semua orang datang tepat waktu dan satu orang datang terlambat, penting atau tidak posisinya dalam acara, secara tak langsung melahirkan rasa bangga karena semua orang telah menunggunya. Sepenting itukah posisinya sehingga pantas ditunggu? Tidak masuk akal, tapi begitulah manusia. Menelisik prosesi tunggu-menunggu di Indonesia sendiri, bukan hal aneh jika tercetus istilah makin tinggi posisi, makin banyak toleransi.
Saking membudayanya, pembenaran hal-hal yang umum tak jarang ditemukan. Utamanya perihal keterlambatan. Membenarkan kebiasaan terlambat adalah hal yang wajar. Namun tetap saja, setiap perbuatan buruk akan menemui dampaknya, apalagi jika sudah dalam kategori budaya.
Sahabat, terlambat bisa disebabkan karena dua hal, peran individu dan sistem. Beberapa individu atau komponen yang terlibat, akan membentuk sistem. Individu akan memilih terlambat karena kurang maksimalnya sistem. Masing-masing individu memang harus sadar, namun apakah sadar saja cukup jika sistem yang dibuat longgar?
Ada dua cara yang dapat digunakan dalam mengoptimalkan sistem. Yang pertama adalah sistem insentif dan disinsentif. Dalam sistem insentif, orang yang tepat waktu akan diberi penghargaan agar termotivasi untuk selalu tepat waktu. Sedangkan sistem disinsentif akan mengenakan hukuman bagi para oknum yang melakukan kesalahan. Dalam hal ini adalah pelaku terlambat.
Sudah tahu bagaimana dampaknya, sudah pula cara mengatasinya, Jadi, maukah kita bersama meluruskan budaya terlambat menjadi Indonesia berbudaya tepat waktu? Atau dengan sikap gotong royong kita lebih memilih terlambat bersama dan tak acuh terhadap disiplin waktu?
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “God is Never Late (Tuhan Tidak Pernah Terlambat)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 8:1-6 dengan penekanan pada ayat 2. Semoga Sahabat masih ingat kisah perempuan Sunem yang mendapatkan anak setelah Elisa bernubuat. Namun setelah anak itu besar, ia tiba-tiba mati. Perempuan itu menunjukkan imannya yang besar dan Allah kemudian memakai Elisa untuk membangkitkan anak itu (2 Raja-raja 4:16, 18-20, 32-37). Sejak itu, kita tidak mendengar lagi kisah si perempuan Sunem. Barulah dalam bacaan kita pada hari ini, kita mendengar lagi tentang dia.
Sahabat rupanya, ia mengungsi ke Mesir selama tujuh tahun, sesuai saran Elisa (Ayat1-2). Namun, ia menemukan bahwa tanahnya diambil orang. Tampaknya, kasusnya sama seperti yang dialami Naomi dalam kitab Rut. Maka perempuan Sunem mengadukan perkara itu kepada raja (Ayat 3).
Pada saat itu, raja sedang bercakap-cakap dengan Gehazi, hamba Elisa, mengenai segala mukjizat yang telah dilakukan oleh Elisa (Ayat 4-5). Maka perempuan itu menjadi bukti dari apa yang telah dibicarakan oleh Gehazi. Raja pun mengajak perempuan itu berbicara dan dengan demikian, ia diyakinkan.
Sahabat, tampaknya raja berpendapat bahwa jika Allah saja berkarya secara ajaib bagi perempuan Sunem itu, bagaimana mungkin ia menolak permintaan perempuan itu (Ayat 6). Yoram memang raja yang jahat, tetapi ia dipakai Tuhan untuk memerhatikan apa yang diperlukan perempuan itu, saat Elisa tidak ada di sana (Ayat 6). Sekali lagi, Allah bekerja dengan cara-Nya yang ajaib.
Jika Allah bekerja di hati seorang raja yang jahat untuk memelihara umat-Nya, tidakkah Ia juga akan memerhatikan dan memelihara kita? Allah dapat memakai berbagai cara dan berbagai jenis orang untuk memelihara orang-orang yang dikasihi-Nya. Selain itu, Allah berkarya juga bukan hanya untuk waktu yang singkat saja. Perhatikanlah bahwa sejak si perempuan Sunem belum memiliki anak sampai masa tujuh tahun setelah itupun, Allah tetap menunjukkan pemeliharaan-Nya. Jadi ingatlah bahwa apa yang Allah telah mulai niscaya akan Ia selesaikan.
Sahabat, percayakanlah segala permasalahanmu ke dalam tangan Tuhan yang Mahakuasa. Dalam waktu-Nya yang terbaik, Ia akan menyelesaikan segala sesuatunya. Yakinlah: Tuhan tidak pernah TERLAMBAT. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Bagaimana pengalaman Sahabat dengan masalah terlambat?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: “Tragedi kehidupan terjadi ketika kita tua lebih awal dan terlambat menjadi orang yang bijaksana.” (Benjamin Franklin). (pg).