Fully Destroyed

Fully Destroyed

NINIWE YANG JAHAT. Sahabat, Nahum memulai kalimatnya di awal pasal  3 dengan mengatakan celakalah KOTA PENUMPAH DARAH itu, kota yang penuh dengan dosa dan kekerasan. 

Berita Nahum tidaklah sama dengan Yunus. Sudah tidak ada berita pertobatan lagi di dalamnya, yang ada adalah berita penghakiman. Nahum mengungkapkan kemarahan Allah, kesabaran Allah terhadap Niniwe telah cukup, anugerah telah ditarik dan penghakiman dinyatakan. 

Kalau Allah di zaman Yunus masih sayang kepada Niniwe dengan berkata kepada Yunus: Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang semuanya tidak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak? (Yunus 4:11). Maka sekarang Allah berkata kepada Nahum:  Aku sudah tidak sayang lagi kepada Niniwe.

Sahabat,  kita telah banyak mempelajari tentang Niniwe yang terkenal dengan kekerasannya sehingga mendapatkan julukan KOTA PENUMPAH DARAH, namun sebetulnya kejahatan kota Niniwe tidak hanya sebatas pada kekerasannya saja, melainkan juga dosa-dosa keji lainnya yang selalu berjalan beriringan seturut natur dari  dosa itu sendiri. 

Kalau Sahabat mengetahui dosa merupakan satu paket kegelapan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Ide tersebut bisa kita dapatkan melalui Kitab suci yang salah satunya terdapat di dalam surat Galatia 5:19-21: “Perbuatan daging telah nyata yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, marah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya. …” Niniwe telah memiliki semua dosa itu, dan dosa Niniwe sudah begitu matang dan hati manusia selalu membuahkan kejahatan semata-mata (Kejadian 6:5).

Syukur hari ini kita dapat mempelajari bagian akhir dari kitab Nahum dengan topik: “Fully Destroyed (Dihancurkan secara Keseluruhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Nahum 3:8-19. Sahabat, Nahum membandingkan kekuatan Niniwe dengan Tebe, kota Amon, yang bentengnya adalah laut, dan memiliki sekutu yang kuat seperti Etiopia dan Mesir, yang akhirnya juga dihancurkan (Ayat 8-10). 

Ia menggambarkan kekuatan Niniwe sebagai kekuatan yang sama sekali tidak diperhitungkan. Niniwe digambarkan sebagai orang mabuk yang tidak berdaya, kubunya seperti pohon ara dengan buah yang masak, yang jika diayunkan, maka jatuhlah buahnya (Ayat 11-12).

Tentara Niniwe yang dahsyat dan menakutkan digambarkan hanya terdiri atas perempuan-perempuan yang lemah. Kubu-kubunya yang kuat digambarkan dengan pintu gerbang yang terbuka lebar untuk musuhnya (Ayat 13-14). Babel di bawah Nebukadnezar mulai memberontak terhadap Asyur mulai 626 SM, dan pertempuran berlangsung selama 14 tahun sampai akhirnya gabungan tentara Nebukadnezar dan Media menghancurkan kota Niniwe pada 612 SM.

Sahabat, Niniwe diminta untuk berjuang sekuat tenaga, termasuk mempersiapkan air yang banyak untuk dipakai ketika mereka dikepung dan memperkuat kubu-kubu mereka (Ayat 14). Namun, semua persiapan itu akan sia-sia karena Niniwe akan dimakan habis dengan api dan pedang, bahkan ketika jumlah mereka sangat banyak (Ayat 15). Jumlah mereka yang begitu banyak tidak ada gunanya karena semua orang, dari penjaga sampai para pemuka akan melarikan diri secepat belalang terbang menghilang (Ayat 17-18).

Kehancuran Niniwe merupakan kehancuran total, secara keseluruhan, yang tidak akan dipulihkan (Ayat 19). Kehancuran Niniwe telah ditunggu-tunggu oleh banyak bangsa yang merasakan perlakuan kejam Niniwe. Mereka akan bertepuk tangan mendengar kehancurannya (Ayat 19).

Sahabat, kadang-kadang kekuatan jahat diizinkan Tuhan menjadi sangat luar biasa dan sepertinya tidak terkalahkan. Ketika sudah tiba waktunya, betapa pun dahsyatnya kekuatan tersebut, ternyata tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Jangan putus asa menghadapi kejahatan yang ada disekeliling kita! Ketika tiba waktunya, kekuatan tersebut akan hancur tanpa sisa. Dihancurkan secara keseluruhan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami tentang Kota Penumpah Darah?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Semua yang kita miliki bukan untuk  kita sombong dan arogan tetapi untuk kita pakai  memuliakan Tuhan. (pg).

Renungan Lainnya