Saudaraku, tentunya kita pernah menerima promosi, baik yang berupa pamflet, video ataupun bahkan promosi manual yang dilakukan sales dari pintu ke pintu. Semua promosi begitu terasa baik dan menarik. Yesus dari Nazaret memilih jalan yang berbeda dari promosi yang biasa dilakukan dalam dunia usaha. Bagaimana ‘promosi’ ala Yesus untuk pelayanan-Nya? Mari kita renungkan Matius 8:18-22.
Sejatinya tidak ada seorang pemimpin yang lebih jujur daripada Yesus. Saat banyak pemimpin menjanjikan hal-hal yang manis didengar dan serasa begitu sempurna, Yesus malah mengatakan dengan penuh kejujuran tentang apa yang dilakukan-Nya. Kuasa yang diperlihatkan-Nya saat menyembuhkan banyak orang, seakan menjadi jawaban dari apa yang dibutuhkan rakyat saat itu: Kepastian hidup. Jika sakit, datang pada Yesus maka pasti sembuh. Jika menerima gangguan dari kuasa jahat, datang pada Yesus maka pasti akan pulih hanya dengan sepatah kata saja (Matius 8:16). Bayangkan saja bagaimana menariknya Yesus saat itu di mata orang yang menyaksikan semua demonstrasi kuasa-Nya. Banyak orang mulai tertarik namun Yesus seperti mementahkan keinginan orang-orang itu.
Sikap Yesus yang jujur ini tercermin dari respons Yesus terhadap dua permintaan dari dua orang yang berbeda yang melihat tindakan Yesus, yaitu :
- Menolak menjanjikan apapun kepada seorang ahli Taurat (Matius 8:20)
Ketertarikan seorang ahli Taurat hingga tertarik menjadi pengikut-Nya menunjukkan kualias dari pelayanan Yesus. Siapa yang tidak bangga? Namun Yesus menyatakan kebebasan-Nya dalam melayani. Ia tidak tunduk kepada siapapun, termasuk kepada Bait Allah. Sungguh berbeda dari guru yang lain pada zaman-Nya. Yesus menunjukkan fakta yang menguji permintaan orang itu sendiri: Apakah tujuan hidupnya adalah Yesus atau hanya mukjizat-Nya?
- Meminta murid-Nya hanya berfokus pada panggilan (Matius 8 : 21)
Saat satu murid minta izin untuk menguburkan ayahnya, Yesus justru mengingatkan prioritas utama bagi sang murid yaitu panggilan-Nya pada orang itu yang mendesak dan tidak bisa ditunda, bahkan dengan tugas sepenting menguburkan ayah sendiri.
Saudaraku, ada banyak alasan orang tertarik pada Yesus. Namun bagi Yesus berlaku satu hukum mutlak: Jika engkau sudah meresponi panggilan-Ku, maka fokuslah menjadi pengikut-Ku. Fokus pada figur Yesus saja dan memprioritaskan panggilan-Nya. Yesus tahu benar kelemahan manusia yang seringkali gagal fokus atau salah fokus karena situasi tertentu. Sedari awal Yesus tidak menjanjikan kekayaan, kesehatan, kemakmuran atau apapun yang indah kepada siapapu yang ingin menjadi pengikut-Nya. Yesus hanya ingin pengikutNya fokus kepada PribadiNya dan menempatkan panggilan-Nya sebagai prioritas utama. Mengikut Yesus karena Yesus dan bukan karena berkat-Nya. Bila kedua hal itu dipenuhi, maka mereka yang dipanggil tidak akan berhenti dalam kekecewaan melainkan akan terus mengikut dalam kesetiaan.
Dari renungan ini, kita perlu memikirkan kembali panggilan kita dengan pertanyaan :
- Apa yang lebih menarik kita: Pribadi Yesus, berkat-Nya atau mukjizat-Nya?
- Sepenting apa panggilan menjadi murid-Nya dalam hidup kita?
Bila kita ingin berjalan terus dengan Yesus, maka kita harus fokus. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)