Sahabat, ETIKA yaitu Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika akan menentukan beberapa prinsip atau asas apakah suatu tingkah laku baik atau buruk, apakah tingkah laku tersebut dapat dipertanggungjawabkan atau tidak yang berkaitan dengan kemanusiaan. Etika dapat berupa peraturan dan ketetapan secara lisan maupun tertulis mengenai bagaimana menusia bertindak agar menjadi manusia yang baik, sehingga tercipta perdamaian di dunia.
Etika juga sangat erat kaitannya dengan perilaku, perbuatan, dan tingkah laku suatu individu. Dengan begitu, umumnya, etika akan terbentuk secara alami akibat adanya perilaku, perbuatan, dan tingkah laku dari individu tersebut. Intinya, bagaimanapun juga etika sangat amat berkaitan dengan perilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh individu itu sendiri.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “ETIKA dalam KESEHARIAN”. Bacaan Sabda saya ambil dari Amsal 27:1-14. Sahabat, bacaan kita pada hari ini memberikan kita nasihat bagaimana beretika dalam keseharian. Pertama, kita jangan bersikap sombong berkenaan dengan hari esok, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Begitu pula jangan menyombongkan diri tentang kehebatan sendiri, dan biarlah orang lain yang memuji (ayat 1-2).
Kedua, hati-hati tentang perasaan kita, terutama perasaan negatif. Sakit hati manusia merupakan sesuatu yang terasa berat, terutama sakit hati yang ditimbulkan orang bodoh (ayat 3). Perasaan negatif lain yang sangat berat adalah perasaan cemburu, bahkan lebih parah dari panas hati dan murka (ayat 4).
Sahabat, Amsal14:30 mengingatkan kita: “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” Karena itu jangan terus menimbun sakit hati dan cemburu, karena pada akhirnya hanya akan mencelakan diri kita sendiri.
Ketiga, orang bijak tidak takut dengan teguran. Bahkan ia mengharapkan orang lain dapat memberinya teguran atau kritikan, supaya ia dapat belajar menjadi lebih berhikmat (ayat 5-6). Karena itu, jangan mencari orang yang memuji dengan berlebihan, Sebaliknya carilah teman yang memikirkan tentang kemajuanmu dan mau mengkritikmu.
Keempat, ingatlah madu yang manis akan diinjak oleh orang yang sudah kenyang. Namun segala yang pahit dirasakan manis oleh orang yang lapar (ayat 7). Dengan demikian, kita akan menerima secara berbeda sesuai keadaan kita. Lagi pula kita sering meremehkan hal yang baik, ketika kita terus diberkati dengan berlimpah. Sebaliknya, saat dalam keadaan susah, kita akan lebih menghargai sedikit yang diberikan kepada kita.
Kelima, hati-hati, jangan sembarangan memberikan jaminan bagi orang asing, jika tidak ingin merasakan akibat buruknya (ayat 13). Kita perlu berhikmat dalam berbuat baik, supaya tidak mencelakakan diri sendiri. Demikian pula dengan memberi selamat. Jika tidak dilakukan dengan hikmat dapat menjadi sesuatu yang buruk. Untuk itu, kita perlu belajar mengatakan segala sesuatu dengan tepat dan pada waktu yang tepat (ayat 14).
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 1-2?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 12?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Seringkali pujian atau sanjungan yang berlebihan itu akan menjerat diri kita sendiri kepada suatu kesombongan. (pg).