Don’t Let the Grief Spoil You!

Don’t Let the Grief Spoil You!

SANGAT SULIT MENENTUKAN PILIHAN. Sahabat, sebagian besar dari kita mungkin sudah sering mendengar atau membaca peribahasa lama yang sudah sangat memasyarakat: “Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan ayah mati”.  Peribahasa tersebut   menggambarkan situasi yang sangat sulit yang sedang dihadapi seseorang. Tidak ada pilihan yang mendatangkan bahagia, yang menggembirakan atau yang menguntungkan.  Situasi sangat sulit yang dihadapi seseorang untuk menentukan pilihan, karena semua pilihan yang ada mendatangkan duka dan lara, “dimakan ibu mati” dan sebaliknya “tidak dimakan ayah mati”.

Peribahasa tersebut menggambarkan seseorang yang dihadapkan pada pilihan berat karena semua membawa celaka. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu hubungan seorang perempuan dengan ibu mertuanya yang tidak akur dalam satu rumah. Apabila hal tersebut terjadi yang dibuat repot adalah suami perempuan tersebut karena istri dan ibu sama-sama memiliki posisi penting dalam hidupnya. Membela ibunya akan membuat istrinya marah, begitu pula sebaliknya.

Sahabat, raja Daud menghadapi situasi seperti tersebut di atas dalam renungan kita pada hari ini.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Samuel dengan topik: “Don’t Let the Grief Spoil You! (Jangan Biarkan Kedukaan Memanjakanmu!)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Samuel 18:1 – 19:8. Sahabat, bagai makan buah simalakama. Serba salah. Baik kalah atau menang, TETAP KALAH. Itulah pertempuran yang harus dilakukan Daud melawan anak kandungnya sendiri, Absalom.

Perang saudara di antara orang Israel. Yoab melarang Daud memimpin langsung pertempuran itu karena kematiannya dapat menyebabkan kekacauan negara. Daud memerintahkan untuk mempertahankan nyawa Absalom, demi dirinya. Perintah ini menjadi permohonannya. Permohonan seorang ayah supaya anaknya jangan dibunuh. Daud sadar, perang saudara ini terjadi karena kesalahannya sebagai ayah dan raja. Anak dan sebagian rakyatnya memberontak terhadap pemerintahannya. Peristiwa tersebut  merupakan penggenapan nubuatan Natan (2 Samuel 12:10-12).

Sahabat, raja Daud tengah dirundung duka sangat menyayat. Kabar kematian Absalom menjadi penyebabnya. Raja menangis dan berkabung: “Anakku Absalom!… Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, … anakku!” (2 Samuel 18:33).

Cinta kasih Daud pada Absalom begitu besar. Cinta kasih yang berubah menjadi duka. Mula-mula Absalom memberontak dan menghendaki takhta. Situasi yang tak mudah bagi Daud. Orang yang begitu dikasihi, orang yang menjadi tumpuan harapan, justru bangkit melawannya. Situasi ini membuat Daud merasa putus asa. Perasaan ini makin menjadi ketika Daud mendapat kabar tentang kematian Absalom. Segera terlihat betapa kedukaan memanjakannya. Daud tenggelam dalam lautan kesedihan hati dan ratapan perkabungan. Praktis, para pengikut setianya kehilangan pegangan. Untung Yoab segera mengingatkan Raja Daud (2 Samuel 19:5-8).

Kedukaan harus dihadapi, jangan biarkan kedukaan memanjakanmu. Kedukaan membutuhkan penghiburan dan bukan pembiaran, bahkan pengaburan fakta. Daud tidak boleh mengaburkan fakta akan adanya orang-orang yang setia kepadanya. Walaupun Absalom telah memberontak kepada raja Daud, ada orang-orang yang siap berjuang hingga mati demi menjaga martabat raja yang diurapi Tuhan.

Daud tidak boleh terus-menerus dibelenggu oleh kedukaan. Untunglah, Daud bergegas duduk di pintu gerbang. Sadar bahwa dia adalah raja yang menjadi tumpuan banyak orang. Ada tanggung jawab yang mesti diemban dengan sikap terhormat.

Sahabat, inilah intinya, jangan biarkan kedukaan menghancurkan hidup kita. Hadirnya sanak keluarga, gembala jemaat, teman-teman dari komunitas orang percaya, para tetangga, dan lain-lain  di tengah peristiwa kedukaan tentu sangat penting, demi menolong kita yang sedang berduka  bangkit lagi untuk melanjutkan tanggung jawab yang masih dipercayakan Tuhan kepada kita.  Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari 2 Samuel 19:5-8?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: MIntalah pertolongan kepada Tuhan agar duka tidak tinggal terlalu lama di hati. (pg).

Renungan Lainnya