Saudaraku, banyak orang memiliki harapan saat ia berdoa namun tidak banyak orang menyadari bahwa doa memilki kuasa yang memulihkan. Mari kita kembali merenungkan tentang apa kata Yesus tentang doa sebagaimana tertulis dalam Markus 11:22-26.
Kedahsyatan dampak doa tergambar dalam tanggapan Yesus tetang laporan keringnya pohon ara yang ditegur Yesus. Ia menanggapi dengan satu pernyataan keras: Percayalah kepada Allah! (Markus 11:22). Itulah kunci doa. Iman dan doa. Kedua hal itu berkaitan dan menjadi sebab akibat. Doa akan memiliki kuasa kalau dinaikkan dengan iman yang teguh pada Allah sehingga bahkan gunung bisa pindah dan tercampak ke laut karenanya.
Benarkah iman bisa membuat gunung benar-benar berpindah tempat? Dalam sebuah tulisan disebuah tafsir Alkitab disebutkan bahwa memindahkan gunung adalah sebuah istilah untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Jadi iman yang memindahkan gunung bukan benar-benar membuat gunung-gunung berpindah namun lebih mengarah kepada rasa percaya yang total kepada Allah sehingga rasa percaya ini membuat orang itu mampu memecahkan masalah yang dialami. Dengan iman seperti itu maka masalah yang sebesar, seberat dan setangguh gunungpun akan dapat diselesaikan (Markus 11:24).
Hal itulah yang membuat doa menjadi berdampak. Tetapi hal tersebut bukan berarti bahwa rasa percaya membuat manusia bisa mengendalikan Allah untuk memenuhi apa yang diinginkannya. Justru rasa percaya itu membuat manusia belajar untuk tunduk pada kehendak Allah sehingga bahkan ia akan mampu menghadapi masalah sebesar gunung. Luar biasa!
Namun itu belum selesai. Yesus menambahkan bahwa doa yang berdampak bukan sekadar perwujudan rasa percaya yang total kepada Allah Yang Maha Kuasa, namun juga percaya kepada Allah Yang Maha Kasih. Hal itu diwujudkan dengan himbauan untuk mengampuni sesama sebelum memulai doa agar Allah mengampuni dosanya.
Dari kedua hal tersebut dapat direnungkan bahwa :
- Doa yang berdampak dilahirkan dari iman yang teguh.
Rasa percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa menjadi bahan bakar doa seorang Kristen. Memang sepertinya ini menunjukkan ‘kesaktian’ seorang manusia namun sebenarnya rasa percaya ini mengandung dua hal penting yaitu pengakuan terhadap kebutuhannya akan Allah dan kesediaan untuk tunduk dalam rencana Allah. Itulah sebabnya doa bukanlah sebuah pertunjukan kuasa namun sebuah penundukan diri terhadap kehendak Allah untuk bisa memecahkan setiap masalah mereka.
- Doa membutuhkan kerendahan hati untuk mengampuni.
Rasa percaya ternyata harus dibuktikan dengan pengampunan kepada sesama. Yesus memberikan penekanan kepada orang percaya untuk tidak hanya mengejar kekuatan Allah namun juga menunjukkan belas kasih-Nya kepada orang lain. Doa menjadi berdampak bila digerakkan juga oleh iman pengampunan yang nantinya juga ditebarkan kepada orang lain (Yakobus 5:15-16)
Berdoa pada dasarnya memiliki muatan ketundukan yang total sekaligus kerendahan hati yang mutlak. Manusia banyak mengejar khasiat doa untuk dirinya sendiri namun lupa bahwa khasiat doa yang sejati adalah penyesuaian dirinya dengan kehendak Allah.
Ya, Allah sanggup untuk melakukan hal yang diluar pikiran manusia namun Allah lebih menginginkan manusia untuk tunduk kepada apa yang dikehendaki-Nya, sehingga bisa dikatakan bahwa doa adalah pemulihan kepada kehendak Allah sekaligus pemulihan terhadap sesama. Mari berdoa dengan penuh percaya dan pengampunan. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)