DOA ketika sedang DIKEJAR-KEJAR

DOA ketika sedang DIKEJAR-KEJAR

Sahabat, siang itu kami bertiga sedang mengadakan “reuni” di warung “Rujak Cingur”. Kami pilih setelah jam 13.00 supaya pengunjung warung tersebut sudah agak sepi. Obrolan kami ditemani Petis Kangkung, Pecel Tahu, Kolak Pisang, dan Bubur Ketan Hitam.

Siang itu, sahabat kami menumpahkan syukurnya setelah dapat melewati masa yang sangat menyesakkan di dalam hidupnya. Dia sangat bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi kekuatan, ketabahan,  dan kesabaran kepadanya. Dia dapat mendampingi suaminya pada saat suaminya sedang dikejar-kejar banyak orang yang menagih hutangnya. Dia tetap dapat tekun berdoa ketika suaminya di kejar-kejar banyak penagih hutang.

Untuk lebih memahami topik tentang: “DOA ketika sedang DIKEJAR-KEJAR”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 142:1-8 dengan penekanan pada ayat 6. Sahabat, Daud bersembunyi di dalam gua dan menaikkan doanya kepada Allah. Baginya, Allah adalah tempat perlindungan yang tepat. Dalam kelemahan dan kesesakannya, Daud membutuhkan pertolongan Allah untuk melepaskannya.

Sahabat, sudah dua kali Daud berada dalam bahaya besar di dalam gua. Daud mengeluhkan jerat yang dipasang baginya (ayat 3-4). Hal ini mungkin menunjuk kepada jerat yang dilakukan Saul (1 Samuel 18:21). Namun, di balik keluhannya, ia terhibur oleh kemahatahuan Allah.

Allah tahu jalan hidup Daud (ayat 4). Ketika jiwa Daud kewalahan, bingung, dan putus asa, serta siap untuk tenggelam di bawah beban kesedihan dan ketakutan, Allah tahu jalannya. Ketika Daud berjuang seorang diri (ayat 5), Allah tahu kondisi Daud dalam segala aspeknya. Daud mengambil jalan yang tepat dengan berseru dan berlindung kepada Allah. Daud percaya bahwa Allah memihaknya, sehingga ia akan selamat dan memuji Allah. Demikianlah orang-orang benar akan datang dan turut bersukacita karena pembebasan Allah (ayat 8).

Sahabat, sebagai orang percaya kita patut bersyukur karena kita memiliki Tuhan yang begitu peduli dengan keberadaan kita, bahkan Dia bersedia menjadi tempat untuk kita mencurahkan isi hati, mengadu dan mengeluh (Yesaya 25:4 dan Matius 11:28). 

Karena itu, seberat apa pun permasalahan yang kita alami saat ini,  bawalah kepada Tuhan dan curahkan segala isi hatimu kepada-Nya.  Dia tidak hanya siap menjadi Pendengar keluhan kita, tapi juga sebagai Penolong yang sejati, karena:   “Sesungguhnya,  tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;”  (Yesaya 59:1).

Jika saat ini ada saudara seiman yang sedang berbeban berat dan membutuhkan tempat untuk berkeluh-kesah,  semoga kita berkenan untuk meminjamkan pundak kita.  Tuhan memberikan tugas dan tanggung jawab kepada kita untuk memerhatikan, menopang, menolong dan menguatkan mereka.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini? 
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 6? (Yesaya 25:4 dan Yesaya 59:1)

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tetap pertahankan integritas dan tetaplah meyakini kasih setia Tuhan. (pg).

Renungan Lainnya