DIA YANG TERLUPAKAN

DIA YANG TERLUPAKAN

Saudaraku, kisah natal yang tiap tahun digaungkan selalu menyebut tokoh-tokoh natal seperti Maria, Yusuf, Zakharia, Elisabeth, gembala, malaikat, Herodes dan orang majus.  Namun ada seorang tokoh yang sebenarnya menjadi pelopor dari kedatangan Kristus, yaitu Yohanes bin Zakharia yang dikenal dengan nama Yohanes Pembaptis.  Mari merenungkan Lukas 1 : 76-80.

Zakharia begitu bersukacita karena kelahiran anak lelaki semata wayangnya.  Ia sudah menjalani masa sulit karena bisu selama beberapa waktu dan ia mengucap syukur atas mukjizat yang diterimanya: Kesembuhannya dan kelahiran anaknya.  

Sebagai seorang imam, Zakharia tahu bahwa anaknya memiliki misi kehidupan ilahi.  Hal  itu terungkap dalam nyanyian syukur untuk anaknya.  Awal kehidupan Yohanes memang penuh dengan mukjizat tetapi Zakharia mengerti Yohanes adalah pembuka jalan bagi Sang Mesias (Lukas 1:76).  Yohanes memang mengemban tugas yang berat yaitu untuk menyiapkan hati umat menyambut Mesias.  Dialah yang meluruskan hati umat yang bengkok agar siap dilewati oleh Mesias yang akan datang kembali memulihkan umat-Nya (Yesaya 40:3).  

Yohanes memang menyerukan pertobatan : Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis supaa Allah mengampuni dosamu’ (Markus 1 :4; Lukas 3:3). Walau demikian Zakharia tahu Mesias itu bukanlah anaknya.  Yohanes sendiri menyadari hal itu dan berkata dengan lantang bahwa ia bukan Mesias (Yohanes 3:28). Nama Yohanes tidak disebutkan dalam kisah natal, namun kelahirannya menjadi pembuka kisah natal itu sendiri.  

Tidak banyak orang yang mau hidup seperti Yohanes: Lahir dengan segala peristiwa illahi dan sepanjang hidupnya bekerja keras untuk meluruskan hati umat kepada Tuhan, namun pada akhirnya ia bahkan mempersilakan orang lain untuk dipermuliakan.  Manusia sangat menginginkan pengakuan dan sangat ingin memiliki monumen untuk dirinya sendiri.  Psikolog bernama Abraham Maslow menyebutkan bahwa penghargaan diri merupakan kebutuhan dasar manusia diusahakan untuk dapat terpenuhi setelah ia mendapatkan kebutuhan dasar yang lain: Kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan kebutuhan sosial (kebutuhan untuk dicintai).  

Manusia secara kodrati ingin diakui eksistensinya dan diwongke  (dimanusiakan).  Penghargaan dikejar manusia dengan ambisinya, namun tidak  bagi Yohanes.  Semua itu tidaklah berarti karena ia menyadari tugas dan tujuan hidupnya: menyiapkan jalan untuk Kristus Sang Mesias. 

Kisah Natal menjadi indah karena di dalam kisah ini semua orang berperan dalam tempatnya masing-masing sesuai dengan rencana Allah, termasuk Yohanes.  Walaupun Yohanes sering luput dari pembicaraan dalam momen natal namun karena kebesaran hatinyalah maka Yesus secara maksimal dapat bekerja untuk menghadirkan Kerajaan Allah.  

Orang yang bekerja maksimal pada zamannya dan siap untuk dilupakan dengan jiwa besar demi kelanjutan pekerjaan Allah, itulah Yohanes Pembaptis.  Semua demi Rencana Keselamatan dalam diri Yesus.  Mari belajar dari Yohanes : Ia (Mesias) harus makin besar tetapi aku harus makin kecil (Yohanes 3:30). BERSUKACITALAH! Selamat bertumbuh dewasa. BERSUKACITALAH! (Ag)

Renungan Lainnya