DAHSYATNYA kekuatan BERSYUKUR dan KEDAHSYATAN yang DISYUKURI

DAHSYATNYA kekuatan BERSYUKUR dan KEDAHSYATAN yang DISYUKURI

Sahabat, kita sebagai orang percaya seharusnya memiliki hati yang senantiasa berlimpah dengan syukur.  Kata  senantiasa itu  berarti di segala situasi, bukan hanya saat-saat tertentu.  Mengucap syukur ketika keadaan sedang baik, enak, dan serba lancar,  itu mudah dilakukan, tapi bagaimana bila keadaan berbanding terbalik dengan yang kita harapkan?  Masihkah kita bisa mengucap syukur kepada Tuhan?  Tuhan menghendaki kita mengucap syukur dalam segala hal  (1 Tesalonika 5:18).

Kita kadang tidak menyadari bahwa di balik pengucapan syukur ada kekuatan yang dahsyat, sebab saat kita mengucap syukur dalam segala keadaan, sesungguhnya  kita sedang mengaktifkan iman.  Kita harus percaya bahwa dalam segala perkara  (baik atau buruk)  Tuhan pasti turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita  (Roma 8:28), Bukan hanya berhenti sampai di situ, apakah kita memuji perbuatan Allah yang dahsyat? Hanya mereka yang menyadari dan mengalami saja yang akan memuji perbuatan-Nya yang dahsyat.

Untuk lebih memahami topik tentang: “DAHSYATNYA kekuatan BERSYUKUR dan KEDAHSYATAN yang DISYUKURI”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 66:1-20. Sahabat, dalam Mazmur 66, ada dua dasar pujian yang dinaikkan kepada Allah: Pertama, bangsa Israel memuji Allah karena Ia telah memimpin mereka keluar dari tanah Mesir (ayat 1-12). Pemazmur memberi dorongan: “Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan” (ayat 5). Hal itu mengingatkan mereka akan peristiwa besar yang Allah lakukan pada waktu bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Ia membelah Laut Teberau menjadi tanah yang kering. Allah memerintah dengan perkasa (ayat 6-7).

Sahabat, Allah telah memimpin umat Israel sedemikian rupa dalam penyertaan-Nya siang dan malam. Namun, di padang gurun umat Israel memberontak kepada Allah sehingga mereka dibuang ke Babel dan mengalami kesukaran. Mereka mengalami pengujian, ibarat seseorang memurnikan emas dan perak. Yang lulus ujian akan dibebaskan dari pembuangan. Mereka akan memperoleh tanah perjanjian (ayat 8-12).

Sesungguhnya penyelamatan Israel merupakan bukti nyata agar bangsa-bangsa mengenal Tuhan dan memuji Dia. Sekalipun, umat itu tersebar ke seluruh bumi, hidupnya dipertahankan dan kakinya tidak goyah. Mereka tidak jatuh dan kehilangan identitas sebagai umat pilihan Allah karena Allah yang dahsyat menyertai mereka.

Kedua, pujian syukur kepada Allah atas keluputan dan keselamatan yang dianugerahkan (ayat 13-20). Dalam kesulitan (ayat 14), Allah telah menolong dan menyelamatkan umat-Nya. Pemazmur berjanji akan memenuhi nazarnya, memuji-Nya dan memasyurkan perbuatan-Nya yang dahsyat (ayat 13-20). Ia akan masuk ke rumah Allah dan mempersembahkan kurban bakaran.

Sahabat, ucapan syukur itu sangat sakral dan bukan ucapan kosong tanpa dasar. Ada banyak hal dahsyat yang Allah telah  kerjakan bagi kita, Kedahsyatan yang patut kita syukuri.  Kita harus yakin bahwa segala hal yang Allah perbuat itu demi kebaikan kita, maka kita patut senantiasa bersyukur. Sudahkah  kita bersyukur kepada Allah pada hari ini?

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, bagikanlah salah satu  perbuatan Allah yang dahsyat dalam hidupmu. Selamat sejenak merenung. Mari kita berdoa, “Bapa mampukan kami untuk senantiasa bersyukur kepadamu.” (pg).

Renungan Lainnya